Saat puasa, cairan dalam tubuh menurun. Karenanya, penting menjaga asupan cairan agar tidak terjadi dehidrasi. Sayangnya, kita seringkali lupa memperhatikan konsumsi cairan tubuh.

Menurut dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK, orang yang berpuasa biasanya mengurangi konsumsi cairan sehingga tubuh mengalami dehidrasi.

“Normalnya, tubuh membutuhkan kurang lebih dua liter cairan atau sekitar enam hingga delapan gelas air. Kadangkala, saat puasa tak terpenuhi. Ada yang cuma minum segelas saat sahur dan dua gelas saja saat buka. Akibatnya, tubuh menjadi dehidrasi,” ujar Fiastuti.

Gejala paling ringan ketika menglamai dehidrasi adalah bibir dan lidah kering, lemah, pusing, atau kelelahan ekstrim. Selain itu, warna urin menjadi lebih gelap daripada biasanya, dan rasa mual.

Air putih merupakan cairan paling tepat untuk mengatasi dehidrasi. Fiastuti menyarankan agar kita mengonsumsi tiga gelas air saat sahur dan delapan gelas air saat buka.

Ia juga mengingatkan agar kita mengindari minuman manis saat sahur. Hal itu untuk mengontrol kadar gula dalam tubuh. Cairan manis yang dikonsumsi saat sahur bisa mengenyangkan sesaat, tetapi dapat menyebabkan hipoglisemia (kadar gula tubuh menurun secara drastis).

“Daripada minum teh manis saat sahur lebih baik anda meminum susu, karena bisa membuat kenyang lebih lama dari makanan lain. Susu memiliki kadar glikemik yang rendah dan tidak hanya mengandung karbohidrat, tetapi juga mengandung protein dan lemak yang diserap tubuh secara perlahan,” jelasnya.

Jika ingin berolahraga, lakukan sebelum buka puasa. Pasalnya, seseorang berpeluang lebih besar kehilangan banyak cairan tubuh ketika berolahraga. Dengan mengatur jadwal olahraga mendekati waktu buka, tubuh akan terhindar dari dehidrasi berlebihan.

“Olahraga setelah berbuka sebaiknya dilakukan. Tak perlu olahraga berat. Cukup dengan berjalan di sekitar komplek atau sekitar halaman rumah. Dengan berjalan, akan ada benturan pada tulang. Hal itu membantu memperkuat tulang Anda,” imbuh Fiastuti. (MI/Wtr4)