Banda Aceh – Objek wisata kuliner di kawasan Kecamatan Jantho, Kabupaten Aceh Besar kini kembali “bergairah” pasca pengepungan jaringan teroris yang dilakukan aparat kepolisian beberapa pekan lalu.
“Alhamdulillah, kini sudah ramai kembali setelah beberapa pekan sebelumnya agak sepi karena para pengunjung kuatir dengan isu terorisme,” kata pengelola wisata kuliner kawasan Jantho, Tarmizi di Banda Aceh, Jumat (26/3/2010).
Ketika pengepungan kelompok orang bersenjata yang menggelar latihan militer dan kemudian digrebek aparat kepolisian itu mencuat kepermukaan, maka jumlah pengunjung turun drastis, terutama pada hari-hari libur dibanding sebelumnya.
“Selama beberapa pekan itu pengunjung turun drastis berkisar 50 persen dibanding sebelum mencuatnya pengepungan jaringan teroris di hutan pegunungan Jantho,” tambahnya.
Ia menyatakan, masyarakat mendukung upaya kepolisian melakukan pengejaran terhadap kelompok sipil bersenjata di Aceh, khususnya di kawasan Aceh Besar.
“Kita sudah lelah dengan kondisi konflik sebelumnya. Kita berharap suasana aman dan damai terus terpelihara, sehingga tidak ada yang merasa takut berinvestasi di Aceh. Usaha masyarakat juga bisa hidup jika tanpa konflik,” katanya menambahkah.
Tarmizi, pengelola objek wisata kuliner “Rata Resto” itu menjelaskan, sebulan mampu menghabiskan saton ton ikan untuk kebutuhan pelayanan kepada pengunjung di restorannya.
Rata Resto juga menyediakan kolam pemandian bagi anak-anak dan orang dewasa, selain wisata memancing dan taman buah yang berjarak sekitar dua kilometer dari pusat pemerintah Aceh Besar, Jantho.
Menurut dia, Jantho yang merupakan wilayah pegunungan kini menjadi pilihan masyarakat Kota Banda Aceh berwisata pascatsunami yang menghancurkan sebagian besar pesisir Aceh.
“Masyarakat Aceh yang berdomisili di kota Banda Aceh, telah menjadikan Jantho sebagai rekreasi keluarga akhir pekan. Hampir 500 orang mengunjungi objek wisata yang kami kelola ini,” katanya menjelaskan.
Suasana alam kawasan pegunungan Jantho, sekitar 55 kilometer timur Kota Banda Aceh masih alami, namun ke depan perlu partisipasi pemerintah untuk menghijaukan kawasan tersebut.(*/ha)
Belum ada komentar