INILAH.COM, Seattle – Meski dikecam, grup Facebook yang akan menggelar Hari Menggambar Nabi Muhammad Sedunia atau Everybody Draw Mohammed Day pada 20 Mei, tetap jalan.

“Semoga grup ini akan menghasilkan perdebatan serius di forum internasional. Laman ini akan terus ada dan tanggalnya tak berubah. Kami tak bermaksud menghuhat Muslim, ini bukan laman membenci Muslim/Islam,” demikian kutipan di bagian info, lama grup tersebut.

“Kami hanya ingin menunjukkan ancaman ekstermisme untuk mencelakai orang karena penggambaran Muhammad, bahwa kami tak takut. Mereka tak bisa mengambil begitu saja kebebasan bersaura, dengan berusaha menakuti kami agar diam,” lanjutnya.

Laman yang memiliki 41,425 pengikut itu memicu perdebatan sejak akhir April lalu. Bahkan, Menkominfo Tifatul Sembiring telah mengirim surat langsung kepada pihak Facebook mengenai laman yang menggelar lomba menggambar Nabi Muhammad pada Kamis (20/5) itu.

Ide Everybody Draw Mohammed Day ini bermula dari kartun Norris, yang ia dedikasikan untuk dua kartunis pencipta kartun ‘South Park’, Matt Stone dan Troy Parker. Kedua rekannya itu dikecam berbagai kelompok Islam radikal karena bermaksud menayangkan Nabi Muhammad mengenakan pakaian beruang.

Dalam Islam, Nabi Muhammad tidak pernah digambarkan wajah maupun bentuk fisik tubuhnya. Namun, sejumlah kartunis Eropa melanggar hal ini dan bahkan membuat gambar yang melecehkan nabi terakhir umat Islam itu. Akibatnya, ancaman dari kelompok ekstremisme berdatangan dari seluruh dunia.

Bahkan sineas asal Belanda, Theo van Gogh, menjadi korbannya. Ia tewas di jalanan karena tembakan Mohammed Bouyeri karena membuat film dokumenter mengenai kekerasan terhadap Muslimah. Bouyeri menembak van Gogh delapan kali dan menewaskannya di lokasi kejadian.

Meski begitu, dendam kesumat membuat Bouyeri masih tega menyayat leher van Gogh hingga hampir putus, menusuk dadanya berkali-kali dan meninggalkan dua pisau di tubuhnya. Di samping van Gogh terdapat lima lembar surat dari sang pembunuh. (*/inc)