Jakarta — Kementerian Kesehatan mengingatkan tujuh persiapan kesehatan yang sebaiknya dilakukan calon jemaah haji Indonesia sebelum berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, masih ada waktu sekitar sebulan sebelum jemaah haji Indonesia berangkat, maka para calon jemaah sebaiknya melakukan tujuh persiapan kesehatan dari sekarang, Senin (10/09).

Pemberangkatan kloter pertama jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi akan dilakukan pada 21 September dan pemberangkatan kloter terakhir pada 20 Oktober 2012.

Tujuh persiapan itu adalah pertama untuk para jemaah haji memeriksakan kesehatan mereka secara rinci ke dokter yang biasa dikunjungi atau dokter terdekat. “Tujuannya adalah agar dapat dideteksi kemungkinan penyakit dan masih ada waktu untuk mengatasinya,” kata Tjandra.

Persiapan kedua adalah jika jemaah haji memang memiliki penyakit kronik dan memerlukan obat secara teratur, agar dapat membawa persediaan obat yang dibutuhkan selama di Tanah Suci.

Selain itu, untuk persiapan ketiga, Tjandra mengingatkan jika menurut dokter yang biasa menangani di Tanah Air seorang jemaah haji memiliki masalah kesehatan, maka agar tidak lupa meminta surat keterangan dokter.

“Ini untuk diserahkan ke dokter kloter nantinya. Kalau dari sekarang sudah tahu siapa dokter kloter atau dokter rombongan bila ONH plus, maka dari sekarang bicarakan dengan dokter kloter/rombongan tentang masalah kesehatan Anda, dengan membawa surat dari dokter yang biasa merawat Anda itu,” ujarnya.

Persiapan keempat adalah dengan melakukan olahraga teratur seperti jalan kaki sebanyak 3-4 kali per minggu. Hal itu karena dalam perjalanan haji nantinya minimal ada empat rute jalan kaki yang cukup jauh, yaitu tawaf, sai, jalan dari hotel/pondokan ke masjid, dan jalan dari kemah di Mina ke tempat melontar jumroh.

“Belum lagi kegiatan jalan kaki lain, misalnya ziarah atau mungkin saja berbelanja. Jadi harus dibiasakan berolahraga,” katanya.

Persiapan kelima adalah jika jemaah haji berangkat bersama orangtua yang berusia lanjut, apalagi yang memang sudah sakit, maka harus melakukan persiapan lebih rinci seperti pengetahuan tentang menyewa kursi roda atau kemungkinan ikut safari wukuf dan lainnya.

Tjandra juga mengingatkan para jemaah haji bahwa persiapan nomor enam adalah untuk mulai mengenal dan mempelajari tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi pada musim haji. Mulai dari petugas kesehatan kloter, pelayanan kesehatan di sektor, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), ataupun lokasi RS Arab Saudi.

Sedangkan persiapan ketujuh, adalah agar para jemaah haji juga dapat mempelajari situasi kesehatan atau wabah penyakit yang mungkin muncul di musim haji kali ini. “Amat dianjurkan untuk mulai sekarang untuk menyediakan waktu membaca berbagai tulisan tentang situasi penyakit di Arab Saudi pada musim Haji,” katanya.

Tjandra mencontohkan tulisan yang baru dipublikasikan oleh Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) di “Weekly epidemiological record” pada tanggal 27 Juli 2012 lalu (http://www.who.int/wer) atau bisa juga di www.who.int/ith dalam “Update for travellers”. (ant)