Banda Aceh — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Jeffrey Thumewa, menyebutkan bahwa masyarakat di Tanah Air lebih suka berinvestasi bidang perhiasan emas.

“Minat masyarakat Indonesia berinvestasi di perhiasan emas itu sangat bagus karena secara umum harganya lebih mahal dibandingkan di luar negeri,” katanya di Banda Aceh, Rabu (20/6).

Hal tersebut disampaikan Jeffrey saat menghadiri peluncuran buku biografi “Harun Keuchik Leumiek Penyelamat Budaya”.

Oleh karena itu, ia menyebutkan bahwa PT Aneka Tambang yang merupakan persahaan produksi logam mulia berupa emas menetapkan harganya di atas pasaran.

“Karenanya kita lebih mau merealisasi pasar dengan meminta pabrik-pabrik besar supaya mau membuat logam mulia, sehingga harga dapat stabil menurut pasar internasional,” kata dia menjelasakan.

Di pihak lain, Jeffrey juga mengatakan pihaknya juga telah meminta pemerintah agar tidak memasukkan perhiasan emas dalam kategori sebagai barang mewah.

“Sebab, kriteria barang mewah itu bebeda. Artinya jika benda sekali pakai akan habis, tetapi jika emas dipakai maka nilainya akan bertambah. Jadi emas itu adalah barang investasi sehingga PPN emas batangan menjadi nol persen,” katanya menjelaskan.

Untuk itu, Jeffry mengatakan harga emas di pasaran lokal, nasional dan internasional juga tidak akan menurun termasuk daya beli masyarakat meski sebuah negara dilanda krisis ekonomi.

Kendati demikian, Ketua Umum APEPI itu mengatakan paling penting juga dalam perdagangan emas perhiasan adalah meningkatkan inovasi desainnya termasuk berbagai desain warisan budaya.

Di pihak lain, ia mengemukakan alasan bahwa masyarakat Indonesia menjadikan emas perhiasan sebagai investasi itu juga telah dipraktekkan oleh para orangtua pada zaman-zaman dahulu, dimana pembiayaan pendidikan anak-anaknya disimpan dalam bentuk emas. (ant)