Seputaraceh

ASDP Janji Tambah Trip ke Sabang

Kapal Cepat (Ist)
Kapal Cepat (Ist)

Banda Aceh — PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) selaku operator KMP BRR yang melayani penyeberangan dari Teluk Sabang ke Ulee Lheue, Banda Aceh, Selasa (8/1) kemarin berjanji akan menambah trip pelayarannya dari satu menjadi dua kali sehari. Ini dilakukan untuk mengatasi penumpukan atau antrean mobil pribadi, penumpang, dan barang di Sabang.

“Kami siap berlayar dua atau tiga kali sehari, asalkan biaya tambahan bahan bakar atas perubahan rute pelayaran sementara dari Ulee Lheue ke Teluk Sabang ditanggulangi Pemko Sabang atau BPKS,” kata General Manager PT ASDP Banda Aceh-Sabang, Arifuddin.

Hal itu ia utarakan kepada Wakil Ketua II DPRA, Drs Sulaiman Abda dan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan Telematika (Dishubkomentel) Aceh, Prof Husaini dalam rapat dadakan di Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengatasi penumpukan mobil di Pelabuhan Teluk Sabang.

Arifuddin mengatakan, sejak dermaga feri di Balohan Sabang diperbaiki oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) mulai 1 November 2012, maka rute pelayaran penyeberangan KMP BRR berubah dari Ulee Lheue-Balohan menjadi Ulee Lheue-Teluk Sabang.

Atas perubahan rute pelayaran itu, jarak tempuh bertambah 13 mil, sehingga dari 17 mil menjadi 30 mil. Penambahan jarak tempuh itu mengakibatkan bahan bakar minyak (BBM) kapal bertambah 445,36 liter per trip atau dalam satu kali pelayaran pergi-pulang (pp).

Sementara sejak perubahan rute pelayaran 1 Oktober-31 Desember 2012, PT ASDP belum diperkenankan menaikkan ongkos kapal.

Kenaikan tarif ongkos kapal pada awal tahun 2013 ini, dibolehkan hanya 10 persen. Sedangkan tambahan biaya BBM atas perubahan rute pelayaran tadi mencapai 30 persen. Ini artinya, untuk operasional KMP BRR, PT ASDP harus diberi subsidi 20 persen lagi oleh Pemko Sabang atau BPKS.

Usulan subsidi bantuan BBM atas perubahan rute pelayaran tersebut, kata Arifuddin, telah disampaikannya kepada Pemerintah Aceh maupun Pemko Sabang dan BPKS untuk ditanggulangi. Tapi Pemerintah Aceh, terutama Biro Ekonomi Setda Aceh, belum meresponsnya.

Karena subsidi atas kenaikan biaya BBM sebesar 30 persen tadi sampai 8 Januari kemarin belum ada yang menjamin, maka KMP BRR beroperasi seperti biasa, yakni hanya sekali dalama sehari. Ini untuk menekan kerugian. Akibatnya, banyak mobil pribadi, penumpang, barang, dan wisatawan yang tertahan di Sabang, belum terangkut ke Banda Aceh, setelah penyambutan Tahun Baru 2013.

Kepala Dishubkomintel Aceh, Prof Husaini mengatakan, keluhan yang disampaikan PT ASDP telah dibahas dengan instansi terkait, antara lain, Biro Ekonomi Setda Aceh. Pihak biro berjanji akan menyampaikan permintaan bantuan subsidi BBM dari PT ASDP itu kepada Gubernur Aceh dan Gubernur akan menyurati PT ASDP untuk menanggulangi biaya kenaikan BBM atas perubahan rute pelayaran KMP BRR selama tiga bulan, yaitu dari November-Desember 2012 atau sampai dermaga Pelabuhan Feri Balohan selesai direhab BPKS.

Surat yang dibutuhkan PT ASDP dari Biro Ekonomi Setda Aceh sampai kemarin belum dikeluarkan Biro Ekonomi, sehingga PT ASDP belum menambah trip pelayarannya ke Sabang.

Setelah mendengar penjelasan PT ASDP dan Kadishubkomintel Aceh, Wakil Ketua DPRA, Drs Sulaiman Abda mengatakan, masalah yang dihadapi PT ASDP itu tidak terlalu ruwet. Tapi karena dinas teknis di jajaran Pemerintah Aceh lamban merespons masalah yang sedang dihadapi PT ASDP, akibatnya terjadi seperti sekarang ini. Banyak mobil pribadi, penumpang, barang, dan mobil wisatawan yang tersangkut di Sabang pascaliburan tahun baru.

Masalah ini, kata Sulaiman Abda, harus segera diatasi bersama. BPKS dan rekanan yang mengerjakan dermaga Pelabuhan Balohan harus bisa mengatasi tumpukan mobil yang ada di Sabang dengan cara memberikan bantuan tambahan BBM subsidi yang menjadi beban PT ASDP untuk satu kali pelayaran, Rp 7,5 juta. Ini untuk penanganan daruratnya. Kepala BPKS, Fauzi Husin dan rekanan yang merehab dermaga tersebut, yakni Makmur SE selaku Dirut PT Putra Inti telah menyatakan bersedia menanggulangi.

Sulaiman Abda memandang serius masalah ini. Sebab, kalau dibiarkan berlarut-larut maka akan memberikan kesan kurang bagus bagi kampanye Tahun Kunjungan Aceh tahun 2013 yang telah dicanangkan Gubernur Aceh bersama Menteri Pariwisata di Jakarta medio Desember lalu. (tribunnews.com)

Belum ada komentar

Berita Terkait