◊ Sebanyak 1.141 kali gempa berpusat di Aceh

Banda Aceh – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat dalam kurun 13 bulan terakhir sejak Januari 2011, Provinsi Aceh sudah dilanda 1.372 kali gempa.

Selama 2011 sedikitnya terjadi 1.194 kali gempa, sementara dalam kurun Januari 2011 Aceh tercatat sudah dilanda 178 kali gempa lokal.

Kepala Stasiun Geofisika milik BMKG Mata Ie, Banda Aceh, Syahnan mengatakan, dari 1.194 kali gempa pada tahun lalu, sebanyak 1.141 kali berpusat di Aceh selebihnya berpusat di luar Aceh namun goyangannya dirasakan di Aceh.

“Sejak Januari hingga bulan Desember 2011, terjadi 1.194 kali gempa, 1.141 gempa lokal, 53 gempa tele,” katanya dalam diskusi publik Pengurangan Risiko Bencana “Meninjau Sistem Peringatan Dini Tsunami di Aceh” di gedung TDMRC Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu (4/2/2012).

Menurutnya, dari seribuan kali gempa yang terjadi selama 2011, hanya 17 kali yang dirasakan guncangannya dengan kekuatan antara 4 hingg 6,7 Skala Richter. Sementara selama Januari lalu hanya empat kali dirasakan warga dari 178 kali gempa yang berpusat di Aceh.

Syahnan memaparkan, Tahun 2011 gempa paling banyak terjadi di Aceh pada November yakni sebanyak 141 kali, namun tidak sekalipun gempa itu dirasakan warga. Gempa itu 134 kali di antaranya berpusat di Aceh selebihnya di luar Aceh. Gempa paling banyak dirasakan warga pada Oktober 2011 yakni sebanyak lima kali, dari 127 kali gempa.

Gempa kuat pernah dirasakan warga Aceh pada 11 Januari lalu. Gempa 7,6 SR itu sempat disertai peringatan tsunami namun beruntung gelombang laut itu tak sampai ke daratan.

Menurut Syahnan, gempa tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, namun yang perlu dilakukan masyarakat adalah terus meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri semaksimal.

Pendapat yang sama diungkapkan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Faizal Adriansyah menurutnya, Aceh rawan diguncang gempa karena posisi daerah ini berada di jalur patahan (sesar) Semangko dan patahan Seulimum. “Kita dihimpit dua patahan ini,” kata Faisal.

Faizal menambahkan Aceh, atau secara umum Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia sehingga wilayah ini memang sangat rawan dilanda gempa bumi dan tsunami.

Sementara itu, Sekjen Forum Jurnalis Aceh Peduli Bencana (FJAPB) Fakhrurradzie Gade mengatakan, media harus pro aktif mendorong budaya mitigasi bencana kepada khalayak agar masyarakat siap dengan bencana.

Menurut Radzie, bencana terus mengancam sebagian besar wilayah Indonesia karena daerah nusantara berada di kawasan cincin api. Media harus terus menerus mengingatkan masyarakat agar mampu mengurangi risiko akibat bencana.(sindonews)