Seman (Ramli)

Malang benar nasib Seman. Bocah berusia 10 tahun ini menderita penyakit bocor pembuluh darah. Setiap bulan buah hati Amin (30) warga Gampong Kute Bukit, Kecamatan Blangpegayong, Gayo Lues ini harus menjalani perawatan medis menambah darah di Rumah Sakit Daerah (RSD) Datu Beru Takengon. Murid kelas tiga Sekolah Dasar (SD) Jamur Mesin Kecamatan Lingge, Kabupaten Aceh Tengah—sekitar satu kilo meter dari perbatasab Ise-ise Gayo Lues—kondisi kesehatannya saban hari semakin menurun. Amin mengaku tak lagi punya biaya untuk mengobati anaknya itu. “Kemana lagi saya harus membawa anak saya ini, ke dokter spesialis ahli penyakit dalam sampai orang pandai di kampung sudah saya bawa, tapi penyakitnya belum sembuh,” katanya dengan nada datar. Katanya, setiap bulan anaknya itu harus melakukan tambahan darah, kalau tidak maka kondisi badannya jadi pucat pasi. Ia mengaku sudah menjula seluruh hartanya untuk mengobati anak pertamanya itu. “Apa lagi yang harus saya jual. Empat kali saya bawa dia ke Takengon, harta saya sudah habis,”  lanjutnya. Amin seharo-hari berprofesi sebagai petani cabe. Pendapatannya dari bertani sangat tidak mencukupi untuk mengobati penyakit tersebut. “Bukan ayah membiarkanmu begini nak, harta ayah tidak ada lagi,” katan Amin sambil mengusap kepala anaknya. Mendengar ucapan itu, wajah Item, istrinya Amin tiba-tiba sendu. Bola matanya berkaca-kaca setelah menatap suami dan anaknya. Lalu dengan langkah gontai ia melangkah ke halaman rumah. “Bulan ini anak saya dianjurkan untuk dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik, Medan. Kami sedang menunggu biaya yang sedang diurus oleh Kepala Kampung Jamur Mesin dari Bupati Aceh Tengah,” jelasnya. Meski demikian ia sangat mengharap bantuan dari para dermawan untuk biaya pengobatan anaknya sampai tuntas. “Saya tidak punya apa-apa lagi, saya sangat berterimakasih kalau ada yang mau membantu,” harapnya.(ramli)