Beragam gejala yang berkaitan dengan autisme dapat dijelaskan oleh kegiatan syaraf yang tak dapat diandalkan di otak sebagai reaksi atas informasi sensor dasar, nonsosial, demikian satu studi yang disiarkan Rabu (19/09) di jurnal Neuron.

Temuan baru itu menunjukkan autisme adalah gangguan pemrosesan syaraf umum dan dapat berpotensi memberi penjelasan bagi asal sejumlah gangguan syaraf dan kejiwaan.

Di dalam studi tersebut, orang dewasa penderita austime ikut dalam percobaan pencitraan resonansi magnetik fungsional. Dalam percobaan itu, kegiatan otak mereka diukur dalam tiga kondisi berbeda: saat mereka menyaksikan titik yang bergreak di layar, mendengarkan suara bip dan merasakan hembusan udara di tangan mereka.

Reaksi syaraf atas semua ketiga jenis informasi gerak kurang dapat diandalkan dalam semua percobaan pada orang yang menderita autisme dibandingkan dengan objek terkendali, demikian laporan Xinhua —yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis (20/09) siang.

Temuan itu menunjukkan autisme dapat menjadi hasil dari penyimpangan fundamental pada pemrosesan syaraf umum dan bukan sekumpulan masalah terpisah yang mempengaruhi berbagai wilayah otak.

“Kegiatan syaraf yang tak dapat diandalkan adalah properti umum yang dapat memiliki dampak besar pada fungsi banyak sistem otak dan dapat mempertegas sejumlah gangguan sosial dan kognitif,” kata penulis stusi tersebut Marlene Behrmann dari Carnegie Mellon University.

“Jadi kami kira masalah ini dapat memainkan peran bukan hanya pada autisme, tapi juga berpotensi pada gangguan lain seperti epilepsi dan schizophrenia. Autisme adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan defisit sosial, gangguan komunikasi, dan prilaku yang berulang,” jelasnya. (harianterbit.com)