gilang-ramadhan-dan-tompi-siap-meriahkan-penutupan-airf-2016_hendra murdaniPERHELATAN Aceh International Rapa’i Festival 2016 akan berakhir malam ini, Selasa (30/08/2016). Rencananya akan ditutup oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi diteras Pemerintah Aceh.

Musisi dan drummer terkenal Indonesia Gilang Ramadhan dan penyanyi jazz berdarah Aceh Tompi akan mengisi performa di panggung utama di Taman Sultanah Safiatuddin malam nanti.

Gilang Ramadhan mengatakan, malam ini dia akan berkolaborasi dengan salah seorang penyair perempuan Aceh yang suaminya juga seorang penyair. Gilang akan memberi kejutan permainan drumnya di malam spesial ini.

Begitu pun dengan Tompi yang berduet dengan perkusi kelahiran Amerika yang kini menetap di Malaysia, Steve Thortoon. Menurut Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, Tompi pagi ini tiba di Banda Aceh.

Penampilan kesenian dan budaya Aceh ikut memeriahkan malam penutupan dengan menghadirkan performa Sanggar Geunaseh. Sedangkan performa kesenian dan budaya internasional, pemain alat musik tradisinal negeri Sakura, Jepang, Ogawa Daisuke juga dipastikan ikut menujukan kebolehannya di pentas utama malam nanti.

“Malam nanti rencananya Gubernur Aceh yang akan menutup Aceh International Rapa’i Festival 2016. Sejumlah musisi dan penyanyi dalam dan luar negeri akan memeriahkan malam penutupan,” kata Kadisbudpar, Aceh Reza Fahlevi yang didampingi Sekretaris, Nyak Umar dan Kabid Pemasaran, Rahmadhani beberapa waktu lalu di Banda Aceh.

Reza mengatakan, malam penutupan AIRF 2016 terbuka untuk umum dan berharap masyarakat bisa hadir, serta meramaikan acara penutupan yang akan dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB atau ba’da Isya.

Suksesnya even budaya yang digelar selama 5 hari, 26 hingga 30 Agustus, yang dilaksanakan di tiga tempat yaitu, Taman Sultanah Safiatuddin, Taman Budaya, dan Museum Tsunami di Banda Aceh berkat dukungan dari berbagai komponen masyarakat dan awak media.

Rapa’i Akan Terus Dilestarikan

Reza mengatakan, pada Pekan Kesenian Aceh (PKA) yang akan digelar 2018 akan datang, mewacanakan ragam jenis rapa’i akan disertakan untuk lebih memeriahkan even kesenian dan budaya yang digelar 5 tahun sekali tersebut.

Pun wacananya Pemerintah Aceh melalui Disbudpar Aceh akan membuat museum khusus rapa’i dan alat-alat musik tradisional Aceh lainnya sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang melancong ke Aceh.

“Kita berharap wacana ini bisa terlaksana, sehingga alat-alat musik tradisional Aceh bisa terus dijaga kelestariannya. Dan kita juga berharap agar festival ini menjadi agenda even tahunan. Juga even-even budaya dan seni lainnya akan kita perbanyak hadirkan, agar jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh terus meningkat,” kata Reza.

Rahmadhani menambahkan, pada 2015 kunjungan wisatawan ke Aceh berjumlah sekitar 1.717.116 orang. Rincinya terdiri dari 1.662.528 wisatawan nusantara dan 54.588 wisatawan manca negara atau meningkat 20.22 persen dibandingkan 2014 lalu.

Khusus untuk triwulan pertama tahun ini, 2016, sebut Rahmadhani, angka kunjungan wisatawan telah mencapai 288.266 orang, terdiri 265.924 wisatawan nusantara dan 22.336 wisatawan mancanegara.

“Melalui promosi Aceh sebagai destinasi wisata halal, angka kunjungan wisatawan ke Aceh diprediksikan meningkat. Ditargetkan angka kunjungan wisatawan mancanegara 100 ribu orang pada 2016 ini,” demikian kata Rahmadhani.[]