Laboratorium Google X workstations (core77.com)

Laboratorium Google X workstations (core77.com)PERUSAHAAN internet raksasa Google sudah lama diketahui memiliki laboratorium khusus, Google X, yang menjadi tempat mengembangkan teknologi masa depan. Teknologi yang dikembangkan pada Google X, mengusung ide brilian, terobosan teknologi, dan solusi radikal untuk membuat kehidupan lebih baik di masa depan.

Salah satu hasil hasil laboratorium Google X adalah kacamata pintar Google Glass dan mobil tanpa sopir, self driving car, hingga Project Loon, proyek internet dengan balon udara.

Proyek yang dikembangkan Google X seringkali sangat misterius, rahasia, dan dipandang mengusung hal-hal yang aneh, mencoba segalanya termasuk ide yang dianggap gila.

Semangat proyek Google X bahkan berada di antara proyek sangat berani dan seperti berambisi ingin mewujudkan hal fiksi menjadi kenyataan. Google X menyebut tiada henti bahwa mereka memikirkan teknologi untuk masa depan, mewujudkan hal yang dianggap mimpi menjadi kenyataan.

Mengingat rahasia, Google tak pernah mengungkapkan sebuah proyek Google X, sampai waktunya untuk dibuka ke publik.

Nah, dikabarkan Forbes, Rabu 7 Mei 2014, belum lama ini pada panggung konferensi TechCrunch Disrupt, Kepala Program Google X Astro Teller, membeberkan beberapa uji coba proyek rahasia Google X. Lazimnya sebuah uji coba, Teller mengakui proyek Google X beberapa kali mengalami kegagalan.

Alasannya klise, kurang layak secara teknologi dan lingkungan. Berikut ini di antara proyek-proyek itu:

Mesin terbang jetpack

Seperti di film fiksi, perangkat ini bisa menerbangkan seseorang dengan mengenakan sabuk atau baju berbasis roket di tubuh manusia. Teller mengungkapkan, jetpack sudah pernah masuk daftar deretan teknologi yang didalami Google. Namun, sayang itu tak berlanjut. “Masalahnya yaitu daya yang tak efisien. Saya tak bisa hidup dengan jetpack,” beber Teller.

Mesin terbang itu, imbuh Teller, boros energi. Bayangkan butuh satu galon gas untuk terbang sedikitnya seperempat mil. Belum lagi efek suara gemuruh sekeras suara motor yang dihasilkan. Suara keras dan pemborosan gas membuat mesin terbang itu tak layak.

Papan terbang hoverboard

Proyek gagal Google X yang lain, yaitu hoverboard. Ini adalah semacam skateboard terbang. Bahkan, Google sempat memamerkan perangkat terbang kecil itu lengkap dengan magnet dan grafit. Namun, tim Google X melihat masalah praktis dalam skala konsep sampai ukuran yang dapat digunakan. Hasilnya, papan terbang itu tak dilanjutkan.

Tim Google X beralasan untuk membuat papan terbang itu bakal sangat mahal dan rumit, dan memperkirakan biaya pengembangan hoverboard tak sebanding dengan manfaat sosial dan ekonomi.

Lift antariksa

Ide gila lainnya yang pernah dibahas dalam Google X yaitu membangun lift yang menghubungkan Bumi dengan antariksa. Gagasan ini mengambil dari novel fiksi ilmiah berjudul “The Fountains of Paradise” karya Arthur C. Clarke yang terbit pada 1979. Clarke memperkenalkan ide membangun lift antariksa untuk para peneliti dan masyarakat.

Teknologi lift atau elevator itu berupa sebuah ruangan besar yang dibalut material yang sangat kokoh untuk menaikkan dan menurunkan lift dari Bumi ke ruang angkasa. Ide ini dipandang solusi terbaik untuk eksplorasi antariksa.

Proyek ini juga dianggap tak layak diteruskan. Teller pernah mengatakan sangat susah membangun materi yang sangat kokoh. Materi yang disiapkan misalnya pipa nano-karbon pun tak cukup meyakinkan tim Google X untuk melanjutkan gagasan brilian itu.

Teleportasi

Masih ada lagi proyek yang gagal di tim Google X, yaitu teleportasi seperti pada film fiksi Star Trex. Ide ini yakni memindahkan suatu benda atau materi secara instan. Pada akhirnya tim tak mampu melanjutkan dengan alasan ide itu tak sesuai dengan beberapa hukum fisika. (viva)