Washington — Rita Paulina Situmeang, warga negara Indonesia yang menjadi salah satu korban luka tembak dalam insiden penembakan di bioskop di kota Aurora, Colorado, beberapa jam lalu keluar dari ruang operasi di Denver Health Medical Centre dan kondisinya dinyatakan stabil.
Tim dokter berhasil membersihkan fragment (serpihan) peluru di lengan kiri dan kaki kirinya.
“Saya tidak tahu apa bedanya bullet dengan fragment, yang jelas di lengan kirinya ada dua lubang dan merusak siku. Tidak jelas apakah sikunya lepas atau patah. Tapi menurut dokter cukup berat karena tidak hanya bisa dibersihkan dan dibuang fragment-nya tapi juga dibetulkan sikunya,” ujar Anggriat Mora Situmeang, suami Rita pada Sabtu siang (21/7).
Rita masih memerlukan perawatan khusus untuk tulang siku yang luka parah dihantam peluru James Holmes, pelaku penembakan tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Rita Paulina Situmeang sudah siuman, meski masih terpengaruh obat bius.
Sementara putra Anggiat dan Rita, Prodeo Et. Patria Situmeang, atau akrab dipanggil Patrick, sudah diijinkan meninggalkan rumah sakit. Peluru masih bersarang di pinggang belakangnya, namun demi pertimbangan medis, tim dokter memutuskan tidak akan mengeluarkan peluru itu sekarang. Patrick, 14, tinggal menjalani pemulihan akibat luka dan traumanya saja. Saat ini Patrick memutuskan untuk berada di dekat ibundanya, Rita.
Menurut Anggiat, sejak insiden penembakan itu, Patrick yang berada di kelas 10 (1 SMA) memang selalu ingin berdekatan dengan ibundanya.
“Waktu melihat mamaknya roboh terkena tembakan di pintu keluar bioskop, dia terus menerus berteriak… Mom, please wake up! Please say something!!” ujar Anggiat.
Sekarang Patrick pun menolak dikembalikan ke rumah sakit tempatnya dirawat, yang letaknya berdekatan dengan Denver Health Medical Centre tempat ibu dan ayahnya dirawat.
Sementara itu konsul Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles Hadi Martono yang dihubungi VOA Indonesia melalui telepon mengatakan akan mendampingi keluarga Anggiat hingga kondisi ketiganya benar-benar sudah tidak mengkhawatirkan. KJRI Los Angeles juga akan mendampingi ketiganya menjalani pemeriksaan oleh pihak berwenang.
Sebagaimana disampaikan Anggiat Mora Situmeang dalam wawancara dengan VOA Sabtu siang, ia sudah diwawancarai oleh enam agen FBI yang berbeda sepanjang perawatan di rumah sakit.
“Saya sudah diwawancarai enam kali oleh orang yang berbeda-beda, sampai-sampai pakaian dan celana dan sepatu saya diambil. Saya sempat jalan-jalan satu hari penuh dengan seragam rumah sakit yang terbuat dari kertas, hanya beralas sandal rumah sakit. Susah sekali pertama-tama di Denver ini. Tapi saya sudah sempat pulang ke rumah, ambil pakaian untuk istri dan anak saya,” katanya. (voaindonesia.com)
Belum ada komentar