Banda Aceh – Padamnya listrik beberapa saat setelah gempa bumi, Rabu (7/4/2010) sekira pukul 5:20 WIB di Aceh, dikarenakan naiknya endapan lumpur ke dalam tanki minyak PLTU Sicanang Belawan, Sumatra Utara.

Hal itu dikatakan Humas PLN Wilayah Aceh Said Mukkaram kepada wartawan di Banda Aceh, kemarin.

“Kami menyampaikan hal ini, agar pelanggan di Aceh dapat memaklumi kejadian yang tiba-tiba di saat masyarakat membutuhkan penerangan,” kata Said Mukkarram.

Menurutnya, guncangan gempa berkekuatan 7,2 SR di tenggara Pulau Simeuleue ikut menggetarkan wilayah Sumatra Utara. Guncangan itu, kata dia, membuat minyak dalam tanki PLTU Sicangan Belawan bergoyang dan endapan lumpur di dasar tanki naik ke mesin pembakar.

PLTU Belawan, kata dia, merupakan pembangkit yang menyuplai listrik di Aceh berkapsitas 164 MW guna menutupi kekurangan PLTD Lueng Bata yang kapasitasnya 26 MW.

Namun demikian, kata dia, sumplai listrik dari PLTU Belawan itu kembali normal pada pukul 10.40 WIB setelah selesai dibersihkan lumpur selama 2 jam.

“Sebagian pelanggan yang lampunya menyala sekitar pukul 07.21 WIB pagi itu disuplai oleh PLTD Lueng Bata sebesar 64 MW. Jadi atas kejadian ini kami segenap karyawan PLN meminta maaf kepada para pelanggan,” ujarnya.

Terkait kelistrikan di Kabupaten Simeulue, Said mengatakan pihaknya sempat memadamkan hingga beberapa jam guna menghindari konsleting listrik akibat guncangan gempa. Namun demikian, untuk daerah Sibigo, Nasrehe dan Kampung AI, listrik tetap normal.

”Sejauh ini tidak ada kerusakan untuk kelistrikan di Simeulue, begitu juga karyawan PLN di sana tidak ada menjadi korban akibat musibah itu,” pungkasnya.(*/ha/min)