Matahari terbit diantara dua perahu pelabuhan Seurapong, Pulo Aceh (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Matahari terbit diantara dua perahu pelabuhan Seurapong, Pulo Aceh (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)

Menikmati pantai Pasie Peunyi sambil berayun di hammok (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)BERKUNJUNG ke Pulo Aceh yang masuk dalam wilayah administrasi Aceh Besar akan membawa kita sekilas untuk mengingat peninggalan Belanda yaitu Mercusuar Willem’s Toren III yang dibangun pada tahun 1875 tepatnya berada di balik bukit Gampong Meulingge gugusan Pulau Breuh.

Selain terdapat situs sejarah ini, Kecamatan Pulo Aceh yang memiliki belasan desa juga menawarkan keindahan panorama pantainya yang beragam. Secara umum berwisata daerah Pulo Aceh hanya bisa ditempuh dengan transportasi khusus dari Peunayong, Banda Aceh.

Dari Peunayong kita menuju Gampong Seurapong, Pulo Aceh akan menempuh waktu sekitar 2 jam perjalanan menumpang boat nelayan. Aktivitas masyarakat Seurapong pada umumnya nelayan dan berkebun.

Spot Indah di Pulo Aceh

Pantai Lambaro yang menghadap ke barat sangat cocok untuk menikmati  matahari terbenam yang berpendar di lautan. Pantai ini juga layak dijadikan tempat berkemah karena cantiknya warna gradasi laut dan juga garis pantai yang melengkung dan memanjang. Pada periode bulan Februari hingga bulan Mei pantai ini menjadi tempat bertelurnya penyu.

Sementara itu, ada spot menarik lainnya yakni pantai tersembunyi dibalik bukit. Menurut pemandu, spot tersebut disebut dengan Pasie Peunyi (Pantai Penyu).

Penyebutan nama tersebut bukan tanpa alasan, karena di area pantai tersebut masih adanya spesies penyu langka  yang masih bertelur yang dijaga. Untuk sampai ketempat ini menempuh waktu sekitar 20 menit berjalan kaki dan akan disuguhkan dengan panorama keindahan pantai saat berjalan menelusuri lereng bukit.[]