Banda Aceh — Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, akan merehabilitasi 3.000 hektar tanaman kakao milik masyarakat yang rusak akibat konflik.

“Kami akan memperbaiki kembali lahan kakao yang ditinggal petani saat konflik melanda daerah itu beberapa tahun silam,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pidie Jaya Bukhari Adam dihubungi di Banda Aceh, Rabu (12/09).

Disebutkannya dari total luas lahan kakao di Kabupaten Pidie Jaya yakni 12.000 hektare, 3.000 di antaranya rusak akibat konflik, 5.000 lahan produktif dan sisanya lahan baru.

Bukhari mengatakan lahan kakao yang tidak dirawat oleh petani saat konflik kini mulai direhap kembali oleh pemilik dan adanya bantuan dari pemerintah.

“Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan produksi salah satu unggulan perkebunan yang ada di Pidie Jaya dalam upaya menyejahterakan masyarakat,” katanya.

Ia mengatakan adanya rehap kembali lahan yang rusak di Pidie Jaya tersebut akan mampu mendukung program peningkatan mutu dan produktivitas kakao di masa mendatang.

Ia mengatakan produksi kakao di salah satu kabupaten penghasil kakao itu mencapai 3.000 ton/tahun.

Bukhari mengatakan pihaknya akan terus memberikan perhatian serius kepada petani kakao sehingga dengan adanya peningkatan produksi dan mutu nilai tampung komoditas dapat terus meroket di pasaran.

“Saat ini minat petani kakao di Pidie Jaya juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring terus naiknya harga kakao di pasar dunia,” demikian kata Bukhari. (ant)