Merokok (Ist)ROKOK rasa mint secara umum tidak lebih mengancam kesehatan, tapi merupakan resiko yang lebih besar bagi publik. Begitu ungkap Lembaga Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Data ilmiah menunjukkan bahwa ketimbang rokok jenis lain, jauh lebih sulit untuk berhenti menghisap rokok rasa mint.

Para legislator Amerika Serikat tengah mempertimbangkan pembatasan penjualan rokok rasa mint. Untuk itu, FDA tengah mengumpulkan informasi yang lebih lengkap agar bisa diambil keputusan tepat. Komunitas kesehatan, industri tembakau, dan anggota masyarakat memiliki 60 hari untuk memberikan masukan mengenai produk ini.

Penelitian lembaga itu menunjukkan bahwa perokok pemula lebih menyukai rokok rasa mint. Selain itu, perokoknya menghadapi kesulitan lebih besar untuk berhenti merokok dan cenderung menyalakan rokok pertama dalam kurun waktu 5 menit setelah bangun pagi. Hal ini, menurut lembaga tersebut, mengindikasikan bahwa rasa mint menambah kemungkin ketagihan pada nikotin.

Kala ini rokok rasa mint amat populer diantara kalangan muda Amerika Serikat, khususnya di antara kelompok Afro-Amerika. Komisioner FDA Margaret Hamburg mengatakan, “Ada dampak kesehatan publik yang perlu dipertanyakan sehubungan rokok rasa mint.”

Kampanye untuk anak-anak Bebas Rokok menyebut bahwa hasil penelitian terakhir ini seharusnya mendorong FDA untuk bertindak lebih cepat dalam melaran penjualan rokok rasa mint di Amerika Serikat.

Tembakau menyebabkan kematian lebih dari 400 ribu orang di Amerika Serikat dan biaya layanan kesehatan yang mencapai 96 milyar dolar. Penjualan rokok rasa mint mencapai 25% seluruh penjualan rokok di Amerika Serikat. (dw.de)