Keindahan bukit Lamreh tempat bersemayamnya kesultanan Lamuri (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Keindahan bukit Lamreh tempat bersemayamnya kesultanan Lamuri (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Arkeolog UGM-Jogja Dedy Satria, memaparkan tentang komplek makam Al-Wazir (perdana menteri) di gampong Ilie Ulee Kareng, Banda Aceh (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Arkeolog UGM-Jogja Dedy Satria, memaparkan tentang komplek makam Al-Wazir (perdana menteri) di Gampong Ilie Ulee Kareng, Banda Aceh (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)

PULUHAN siswa-siswi SMA Sekolah Sukma Bangsa Bireuen (SSB) bersama Masyarakat Pecinta Sejarah (MAPESA) mengunjungi situs sejarah Aceh Darussalam yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar dalam rangka napak tilas situs bersejarah Aceh selama dua hari, Jumat dan Sabtu (1-2/5/2015).

Pada hari pertama, situs sejarah yang diziarahi seperti komplek makam ‘Al Wazir’ (Perdana Menteri), makam Syaikh Muhammad di gampong Pango Raya, Makam Poteumeureuhom di Ilie-Ulee Kareng, Komplek makam Sultan Mansyur Syah Kandang XII, Kerkhoff Peutjut  dan situs gampong Pande, Banda Aceh.

Temuan terbaru yang diinskripsikan oleh ahli epigraf, Taqiyuddin Muhammad yaitu Makam Al Wazir (perdana menteri) bergelar Seri Udahna wafat waktu ashar 20 safar 968 Hijriah atau 8 November 1560 Masehi. Beliau hidup pada masa Sultan Alauddin Riayat Syah.

Ada satu makam yang istimewa, bernama Syaikh Muhammad. Pada inskripsi nisannya tertulis “misbahul hadzal balad” yang artinya pelita negeri. Ini menandakan bahwa beliau merupakan sosok ulama yang berpengaruh besar dalam pengembangan Islam di negeri ini.

Kegiatan yang didampingi oleh tim MAPESA selama 2 hari dipimpin langsung oleh Deddy Satria, arkeolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang sudah meneliti situs sejarah di Aceh sebelum tsunami.

Sejumlah siswa juga diajak ke situs Lamuri yang berjarak sekitar 32 km dari kota Banda Aceh. Lokasi pertama dikunjungi siswa adalah makam Maulana Qadhi Shadarul Islam, makam Sultan Muhammad bin Malik Alauddin yang nisannya bertipologi seperti stupa.[]