Banda Aceh — Bursa Efek Indonesia Pewakilan Aceh menargetkan dapat menarik minimal 1.000 investor berinvestasi di pasar modal pada tahun ini.

Kepala BEI Perwakilan Aceh Thasrif Muhardi mengatakan pada saat ini, investor pasar modal yang bertransaksi di Aceh mencapai 600 orang. Sejak Desember 2011, hingga akhir Desember 2012 terjadi peningkatan jumlah investor sebesar 70%.

Dia menyebutkan nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Aceh mencapai Rp40 miliar hingga Rp50 miliar per bulan. Para investor di provinsi ini sebagian besar menanamkan modal di perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan rekontruksi.

Untuk mencapai target minimal 1.000 investor baru pada tahun ini, jelasnya, pihaknya tengah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada seluruh kabupaten dan kota di provinsi itu. Selama ini, paparnya, sosialisasi hanya dilakukan di empat kabupaten.

“Jumlah investor yang terbanyak itu dari Banda Aceh dan Lhokseumawe. Kami akan melakukan sosialisasi ke beberapa kabupaten lain tentang Bursa Efek Indonesia,” ujar Thasrif Muhardi, Rabu (16/1).

Pada kesempatan yang sama, dia mengakui perusahaan lokal Aceh masih minim melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), padahal sebenarnya telah memenuhi syarat untuk menjadi perusahaan terbuka.

“Kemungkinan parusahan di Aceh belum mengetahui syarat-syarat untuk bermain di bursa saham, sehingga perlu melakukan sosialisasi kepada perusahaan lokal di Aceh. BEI Perwakilan Aceh perlu melakukan sosialisasi,” paparnya.

Selain itu, tambahnya, banyak perusahaan di Aceh yang sistem pengelolaannya berbasis perusahaan keluarga dan pengusaha di Aceh lebih banyak bergerak di sektor rekontruksi yang sumber dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Meski sudah beroparasi di Aceh sejak akhir 2011 lalu, kami masih melakukan sosialisasi terhadap perusahaan yang sudah patut go public. Hingga kini belum banyak perusahaan besar lokal dan di luar Aceh yang melakukan penawaran saham perdana,” ujarnya. (bisnis.com)