Banda Aceh – Gempa bumi berkekuatan 5,4 skala richter (SR) mengguncang Kota Banda Aceh hari Rabu (22/2) kemarin. Pada waktu berbeda, gempa 6,1 SR juga mengguncang wilayah Maluku Tenggara.

Menurut informasi yang dihimpun Suara Karya, sebagian warga kota Banda Aceh, Rabu malam, berhamburan keluar dari rumahnya saat gempa mengguncang daerah itu pukul 19.02 WIB.

“Saya sedang bersiap-siap melaksanakan shalat Maghrib, tiba-tiba terasa guncangan gempa lumayan besar dan kami segera lari keluar dari rumah,” kata Nurma (48) warga Desa Ilie Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh.

Staf operasional Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mata Ie Kabupaten Aceh Besar Satrio Happrobo menyebutkan pusat gempa yang terjadi saat warga sedang melaksanakan ibadah shalat Maghrib itu berada di 4.49 Lintang Utara – 94.17 Bujur Timur atau 149 kilometer barat daya kota Banda Aceh.

Fenomena alam yang membuat sebagian warga berhamburan keluar dari rumah itu berada di kedalaman 37 kilometer bawah laut dan tidak menimbul gelombang tsunami. “Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa yang lokasinya juga berdekatan dengan Kepulauan Simeulue itu,” kata Satrio Happrobo.

Menurutnya, gempa dengan kekuatan 5,4 Skala Richter itu juga dirasakan sebagian warga di Kabupaten Aceh Besar, Aceh Jaya dan penduduk kabupaten Simeulue. “Dari pulau Simuelue kami telah menerima laporan tidak ada kerusakan dan korban jiwa,” katanya.

Sementara itu gempa bumi tektonik berkekuatan 6,1 SR mengguncang Kabupaten Maluku Tenggara, Rabu sekitar pukul 17.45 WIB.
Kepala Stasiun Geofisika Ambon Benny Sipolo menjelaskan lokasi gempa berada pada lokasi 5,21 Lintang Selatan dan 133,58 Bujur Timur atau 98 kilometer arah timur laut Kabupaten Maluku Tenggara dengan kedalaman 14 km di bawah permukaan laut.

Sipolo mengatakan, hasil koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami.

Ia juga mengakui bahwa pihaknya intensif memantau perkembangan gempa karena wilayah Maluku Tenggara maupun Kota Tual dan Saumlaki (Maluku Tenggara Barat) termasuk daerah rawan terjadi gempa di Maluku.

Hampir setiap hari terjadi gempa di sejumlah daerah itu intensitas 2-3 SR. Menurut Sipolo, Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia. Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan. (Ant/Dwi Putro AA/SR)