Pasar tradisional di Peunayong, Banda Aceh (Ist)PEMERINTAH akan menstabilkan stok pangan menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yakni dengan menjaga suplai serta harga bahan pangan pokok di seluruh wilayah Indonesia.

“Kita tahu volatile food (bahan pangan) menyumbang 11 persen terhadap inflasi, oleh sebab itu penting untuk menjaga suplai dan harga pangan,” kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian Suswono dan Direktur Utama Bulog Soetarto Alimoeso di Jakarta, Kamis (20/6).

Hatta menuturkan, stok beras yang dimiliki Bulog sekitar tiga juta ton, akan bertambah sekitar dua juta ton beras lagi hingga akhir tahun dan dinilai cukup untuk menjaga suplai di dalam negeri.

“Seluruh komoditas pokok kita memang mengalami kenaikan namun pada batas-batas yang normal seperti menghadapi tahun-tahun atau bulan-bulan Lebaran,” katanya.

Ia melanjutkan, Bulog juga siap menambah pasokan daging sapi di Tanah Air untuk antisipasi meningkatnya permintaan jelang bulan puasa dan lebaran.

“Bulog siap intervensi untuk stabilisasi daging sapi sebesar 3.000 ton,” ujar Hatta.

Hatta menambahkan, seluruh komoditas pangan memang akan mengalami kenaikan baik harga maupun permintaan, namun ia kembali menegaskan pemerintah sudah siap mengantisipasi hal tersebut.

“Kami jamin ketersediaan bahan pokok dan stabilitas harganya,” katanya.

Sebelumnya, Hatta juga menggelar rakor dengan Kamar Dagang Indonesia untuk mengetahui informasi terkait kestabilan harga dan ketersediaan pasokan beberapa komoditas pangan.

Pemerintah memastikan harga bahan pangan pokok menjelang bulan Ramadan masih dalam level stabil.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinator Pangan dan Sumber Daya Hayati Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Diah Maulida menambahkan stok pangan dijamin cukup. “Memang ada dua yang berpengaruh apa dari harga atau dari angkutan jadi ini saling mempengaruhi jadi harus ada ekstra kerja keras untuk bisa mengendalikan harganya,” kata dia.

Diah memaparkan kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai merah yang naik 23%. Menurutnya, hal itu karena faktor musiman yakni musim kemarau. Selain itu kenaikan harga juga terjadi pada cabai rawit, daging ayam, dan telur ayam.

“Untuk daging ayam sudah ada tambahan sampai 17,5% dan untuk telur 15% stoknya cukup, dari harga memang ada sedikit kenaikan sekitar 5% sedangkan yang lain seperti minyak goreng, beras, kedelai, tempe dan sebagainya dibawah 1% kenaikannya,” jelasnya. (suaramerdeka.com/menits.com)