London — Komunitas muslim yang menetap di London, Inggris merasa jika mereka seperti berada di negara asal mereka masing-masing dalam menjalankan ibadah bulan suci Ramadhan tahun ini. Mereka yang sebagian besar imigran merasa tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaan ibadah puasa di bulan suci.
Menurut migran asal Suriah, Abu Salah mengaku, Inggris merupakan salah satu negara yang menjaga dan memelihara multikultural atau dua budaya.
“Saya melihat ritual agama Islam dapat berlangsung tanpa hambatan,” kata Abu yang telah 25 tahun menetap di Inggris, seperti dikutip Kuwait News Agency (KUNA).
Sedangkan menurut juru bicara Dewan Muslim Inggris, Murad Ayoub mengatakan, masjid-masjid di London menarik sejumlah besar jamaah selama bulan suci. Mereka juga membagi-bagikan makanan berbuka puasa kepada mereka yang membutuhkan.
“Alhamdulillah, setiap tahunnya aktivitas Ramadhan selalu semarak,” kata dia.
Tak kalah mengasyikan, Mahasiswa muslim di London mengatakan, kota ini memungkinkan orang dapat melakukan ritual dengan bebas tanpa batasan. Ahmad Al-Otaibi, seorang mahasiswa teknik asal Saudi mengatakan, ia menghabiskan dua minggu di negeri ini tanpa merasa kesepian, karena berbaur dengan banyak muslim dari negara lain di masjid-masjid.
“Ada sekitar 300 ribu penduduk Arab yang tinggal di London, komunitas asing kedua terbesar setelah Cina,” kata dia.
Suasana Ramadhan di London kian semarak, ketika Olimpiade dimulai. Menyambut perhelatan itu, Organisasi Islam di London telah meluncurkan kampanye guna mempromosikan rasa hormat terhadap perbedaan budaya, agama, gender dan tradisi selama Ramadhan. Tak ketinggalan, masjid-masjid London akan menjadi tuan rumah berbuka puasa bagi para atlet dan pengunjung selama Olimpiade London. (wartanews.com)
Belum ada komentar