Jakarta — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menilai fenomena terjadinya cuaca buruk berupa hujan lebat di beberapa daerah di Indonesia pada minggu pertama April, masih normal. Kondisi ini lazim terjadi pada masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau atau sebaliknya.
“Hal ini disebabkan adanya pergeseran pemanasan matahari yang menyebabkan terjadinya perubahan pola interaksi dari faktor-faktor utama penggerak dinamika atmosfer di wilayah Indonesia,” terang Kepala BMKG, Sri Woro B Harijono, terkait evaluasi kejadian cuaca minggu I April 2013, kemarin.
Dikatakan, faktor gangguan cuaca yang cukup dominan pada minggu I April dengan munculnya ‘gelombang Rosby Equator’ di wilayah Indonesia Barat yang berinteraksi dengan ‘Osilasi Madden Julian’ di perairan Samudera Hindia sebelah timur.
“Secara umum adanya gangguan cuaca. tadi menyebabkan peningkatan pembentukan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas lebat, hingga lebat disertai kilat dan petir di wilayah Indonesia Barat dan Tengah, meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi bagian Selatan,” paparnya.
Karenanya, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer untuk jangka waktu satu minggu ke depan, menunjukkan MJO di wilayah Indonesia.
Kondisi itu akan berpotensi meningkatkan curah hujan di pesisir Barat Sumatera, sebagian Sumatera bagian Selatan, Jawa, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian Selatan, Sulawesi Tengah bagian Selatan dan Utara, Bali, NTB bagian Barat, Maluku Tenggara, dan Papua bagian Selatan.
“Dari hasil evaluasi prakiraan yang dikeluarkan BMKG masih relevan karena kejadian hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tanah longsor pada April ini terjadi di daerah yang masih dalam periode musim hujan,” ujarnya.
Berdasarkan prakiraan Musim Kemarau 2013 di wilayah Indonesia, sebanyak 32,5 persen daerah telah memasuki musim kemarau. Sementara itu, di sebagian besar wilayah Indonesia lainnya musim kemarau baru akan datang sekitar bulan Mei (64,6 persen) hingga bulan Juni (87,1 persen). (harianterbit.com)
Belum ada komentar