MANTAN Sekretaris Negara (Sekneg) Aceh Merdeka Dr. Husaini M. Hasan Sp.OG meluncurkan buku yang ditulisnya lewat pengalaman bergerilya bersama deklarator Aceh Merdeka Tengku Hasan Tiro dan para petinggi Aceh Merdeka lainnya. Buku yang berjudul “Dari Rimba Aceh ke Stockholm” tersebut resmi diluncurkan pada, Kamis (29/1/2015) malam bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta.
Buku setebal 536 halaman yang ditulis oleh mantan Sekretaris Negara dan Menteri Pendidikan Aceh Merdeka tersebut dicetak oleh Batavia Publishing. Buchari Yahya, selaku CEO Batavia Publishing menyebutkan bahwa buku yang telah lama ditulis oleh dokter spesialis kandungan itu, selama ini hanya tersimpan rapi di guci sejarah dan belum pernah dipublikasikan.
“Abu (Husaini Hasan) masih menyimpan surat yang ditulis tangan oleh Tengku Hasan Tiro ketika di Gunung Halimon yang ditujukan kepada istrinya Dora di Amerika. Ini dokumen yang sangat berharga,” ungkap Buchari.
Sementara itu, CTO Batavia Publishing Aida, M.A menambahkan, setelah buku ini diluncurkan di Jakarta nantinya juga akan berlanjut dengan bedah buku di beberapa universitas, termasuk di Aceh dan Medan.
Baca Juga: Bandar Publishing Terbitkan Buku Hasan Tiro “Aceh Di Mata Dunia”
Aida menyebutkan, buku yang memaparkan perjalanan Abu sejak hijrah dari Sumatera Utara ke rimba Aceh yang ditulis secara detil berdasarkan tanggal dan bulan. Menurutnya, di usia Abu sekitar 70-an, ingatannya masih kuat dalam menguraikan perjalanan dari Aceh, berlayar ke Malaysia lalu mendapat suaka politik di Eropa.
“Abu dan Shaiman Abdullah adalah orang Aceh Merdeka pertama yang mendapat suaka politik di Swedia. Suka duka Abu semua ditulis di buku ini,” terang Aida.
Apresiasi terhadap buku ini juga disampaikan oleh Tan Sri Dato’ Seri Sanusi bin Junid. Ia adalah cucu Cut Manyak binti Teungku Sulaiman Tiro Di Lambada. Tan Sri dalam sambutan buku itu memberikan apresiasinya atas penerbitan buku yang ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dan jelas untuk dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Aceh dan Indonesia.
”Lebih banyak buku sedemikian patut ditulis oleh pejuang-pejuang untuk kemerdekaan Aceh di periode sebelum Tsunami. Saya dapati, di antara kandungan buku ini ialah fakta-fakta yang jelas mengenai perkara-perkara penting yang masih kabur di waktu saya berbincang dengan Yahcik Wali Teungku Hasan Di Tiro seperti rencana menubuhkan Universiti Aceh,” ujarnya.[]
Belum ada komentar