Bireuen – Seorang pengumpul julo-julo (arisan) ditemukan tewas di rumahnya, Minggu (25/4/2010) sekira pukul 20.00 WIB, dengan kondisi mengenaskan.

Rosmanidar, 52, warga Gampong Geudong-Geudong, Kota Juang, Bireuen. Kematian korban berawal dari kecurigaan tetangga yang melintas dekat rumahnya. Si tetangga itu melihat pintu samping rumah tidak tertutup rapat.

“Warga curiga karena sejak Sabtu sore hingga Minggu korban tidak kelihatan. Terlebih korban selama ini sering sakit-sakitan. Apalagi dia tinggal sendiri, anak-anaknya menetap di luar daerah,” kata seorang warga.

Selama ini, korban sering memberi pinjaman uang tunai kepada warga yang membutuhkan itu. Nyaris sepanjang hari ada saja tamu keluar masuk rumahnya, sehingga warga sekitar tidak lagi menghiraukan jika ada tamu yang datang ke rumah itu.

“Sabtu sore warga melihat Rosmanidar menyiram bunga, tetapi Minggu pagi hingga sore dia tidak tampak, sementara sepeda motornya diparkir di depan rumah. Awalnya warga tidak curiga karena selama ini korban sakit-sakitan itu,” kata warga lainnya.

Beberapa tetangga korban yang ditanyai mengaku tidak mendengar kegaduhan atau ada yang minta tolong dari rumah itu. Meskipun rumah korban berdempetan dengan rumah lainnya dan hanya berjarak tiga meter dengan rumah seberang lorong.

Menurut keterangan warga yang pertama kali melihat korban tidak bernyawa, ia bersama seorang warga lainnya masuk ke dalam. Di dalam rumah terdengar suara televisi, tidak ada suara atau gerakan pemilik rumah.

Kedua perempuan yang masuk itu sempat memanggil korban, namun tidak ada sahutan. Lalu, mereka masuk ke sebuah kamar dan terkejut melihat korban tergeletak di lantai dengan posisi telungkup dengan bercak darah menghitam. Bagian kepala tertutup kain.

Temuan itu dilaporkan kepada warga lainnya yang kemudian disampaikan kepada perangkat desa dan diteruskan ke Mapolsek Jeumpa.

Dalam sekejap rumah tersebut dikerubungi warga, sementara polisi melakukan identifikasi serta olah Tempat Kejadian Perkara atau TKP.

Usai dilakukan olah TKP oleh tim identifikasi Polres Bireuen, jenazah korban dievakuasi relawan PMI Cabang Bireuen ke RSUD Fauziah dengan ambulans. Jenazah korban disemayamkan di ruang mayat setelah divisum dokter.

Bekas Kekerasan

Dokter Vonna Ridha dari RSUD Fauziah Bireuen dan Hasdian Hasan, dokter diperbantukan di Polres Bireuen, setelah melakukan visum terhadap jenazah korban menyimpulkan ada tanda-tanda kekerasan sebelum korban meninggal.

Kedua dokter itu mengatakan ditemukan luka gores di leher korban, bibir robek, memar di dahi dan mata kanan diduga terkena pukulan benda tumpul. Namun dokter belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian karena harus diotopsi.

“Kalau otopsi harus dilakukan di Banda Aceh atau Medan karena hanya di sana memiliki dokter forensik,” ujar Hasdian Hasan seraya mengatakan, untuk kepentingan penyelidikan polisi hasil otopsi dibutuhkan, namun hal itu terpulang kepada keluarga.

Kapolres Bireuen AKBP T Saladin SH mengatakan, sesuai hasil visum yang dilakukan dokter memang ditemukan adanya bekas kekerasan di bagian tubuh korban.

T Saladin mengatakan belum pihaknya menyimpulkan apakah kematian korban karena hal yang tidak wajar misalnya menjadi korban perampokan yang kemudian dibunuh, atau ada penyebab lain barang kali karena penyakit korban kumat kemudian terjatuh.

“Kami masih menyelidik dan mencari bukti yang mungkin bisa menjadi petunjuk. Misalnya kartu berobat korban karena menurut laporan warga korban selama ini sakit-sakitan,” ujar T Saladin.

Menurut T Saladin, ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, semakin menguatkan dugaan adanya hal yang tidak wajar. Polisi akan terus menyelidiki penyebab meninggalnya korban.

Hingga berita ini diturunkan didapat keterangan keluarga korban, apakah ada perhiasan, uang tunai atau barang lainnya milik korban hilang. Begitu pun warga meyakini kalau Rosmanidar menjadi korban perampokan dan pembunuhan.(*/ha/del)