Merokok (Ist)PENDERITA diabetes di Indonesia diprediksi terus meningkat. Jika tak diantisipasi sedini mungkin, Indonesia diprediksi bakal menduduki peringkat ke empat sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak di tahun 2030.

“Diabetes adalah penyakit gaya hidup. Sekitar 80 persen kasus diabetes di Indonesia disebabkan oleh gaya hidup yang salah. Hanya 10-20 persen dipicu masalah genetik,” jelas Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, Direktur Penyakit Tidak Menular, Dirjen PP&PL Kementerian Kesehatan RI, dalam Partnership for Diabetes Control in Indonesia di Hotel Ibis Tamarin Jakarta (4/5).

Gejala diabetes biasanya tidak dirasakan. Pantas saja, cukup banyak masyarakat yang tak sadar bahwa dirinya terkena diabetes.

Namun bisa diketahui dari gejala ringan, seperti selalu merasa haus, lapar, sering buang kecil, pandangan menjadi kabur, berat badan menurun hingga menjadi mudah lelah. Ditambah, sering kesemutan, gatal-gatal, infeksi di kulit hingga masalah kandung kencing atau vagina yang berulang dan lama sembuh.

Umumnya, diabetes rentan pada orang-orang dengan masalah kegemukan (baik secara keseluruhan atau hanya perut buncit saja). Tapi, orang kurus dan tak memiliki anggota keluarga dengan diabetes juga bisa berisiko.

“Di Indonesia, orang-orang dengan berat badan relatif normal bisa tetap bisa terkena diabetes. Biasanya, disebabkan oleh jarang olahraga dan gaya hidup tak sehat,” tambah Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, selaku PB Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia).

Banyak yang tak sadar bahwa kebiasaan merokok mengantarkan seseorang pada risiko diabetes. Rokok itu menyebabkan resistensi insulin.

Nikotin bisa merusak dinding pembuluh darah, sehingga supply aliran darah ke tubuh tersendat. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa menyebabkan sel-sel menjadi kurang sensitif terhadap produksi insulin. (ghiboo.com)