Jeddah — Sebagai negara terbanyak yang mengirim jamaah haji, Kementerian Agama meminta kepada Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, agar mengerti dan berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia dalam hal pemberian visa haji kepada masyarakat calon jamaah haji. Sebab bila pelaksanaan ibadah haji tidak dikelola oleh pemerintah, maka proses pelaksanaan ibadah haji tersebut akan sembrawut.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Daerah Kerja [Kadaker] Jeddah, Ahmad Abdullah, seusai pertemuan dengan dengan pihak Pemerintah Arab Saudi, di Jeddah, Kamis (22/11).

Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Indonesia mengatakan, sangat menghormati Ta’limatul Hajj yang ditegakkan pemerintah Arab Saudi. Dalam hal ini, Indonesia pun punya Undang-Undang Haji. Jadi, paling tidak, ada semacam kesepahaman saling menghormati peraturan-peraturan tersebut.

Disisi lain, lanjutnya, Pemerintah mencanangkan Undang-Undang Haji yang menetapkan, pelaksanaan ibadah haji dikelola oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dibawah koordinator Menteri Agama bersama instansi-instansi terkait.

“Ini sudah menjadi kesepakatan negara bahwa, pelaksanaan ibadah haji dikelola oleh government. Kesimpulannya mohon untuk saling menghormati,” ucap Abdullah.

Ia mengatakan, soal kesepahaman sudah terlihat, seiring dengan jumlah jamaah haji non kuota [tidak resmi] tahun ini berkisar 600 hingga 700 orang. Angka tersebut turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pemulangan Stabil

Sementara proses pemulangan jamaah haji Indonesia ke Tanah Air, di hari-hari terakhir mulai stabil. Ini terlihat dari permintaan GACA selaku otoritas bandara King Abdul Aziz Jeddah, meminta pemulangan jamaah haji Indonesia melalui terminal timur. Mengingat prosesi pemulangan, tidak sepadat seperti waktu-waktu sebelumnya.

Terkait hal itu, Maskapai Penerbangan Garuda meminta 2 gate kepada otoritas bandara, agar proses kepulangan jemaah ke tanah air bisa berjalan lebih cepat atau setidaknya dapat mempertahankan ontime performance-nya.

“Pemberangkatan perdana dari east bandara [terminal timur] yaitu kloter 30 UPG Makassar dan kloter 9 BDJ Banjarmasin, yang dimulai sejak selasa malam [20/11] waktu Arab Saudi,”jelas Abdullah seraya menambahkan, Saya sudah komunikasikan dengan petugas sektor bandara agar atribut yang biasa digunakan di terminal barat dipindahkan ke terminal timur.

Tentu saja lanjutnya, syukur-syukur Garuda bisa memperbaiki ontime performance-nya. Pemberangkatan pemulangan jamaah haji Indonesia melalui gate 9 dan 10. (harianterbit.com)