Jakarta – PLN menyatakan siap membeli gas seharga 13-14 dolar per mmscfd dari Kilang Tangguh. Kesiapan ini diungkapkan pasca penandatanganan MoU pembelian gas sebesar 230 juta mmscfd dengan BP Berau Ltd.
“Belum ada keputusan, harga masih ada di Menteri ESDM. Karena kita di Bontang dapatkan harga gas di level 13-14 dolar per mmscfd, maka kita minta formulanya13-14 dolar per mmscfd untuk gas dari Tangguh,” kata Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta, Kamis (24/5).
Menurut Mardjoeki, pasokan gas sebesar 230 juta mmscfd dari Kilang Tangguh tersebut akan dikirimkan ke kilang revitalisasi Arun, untuk memasok bahan bakar pembangkit listrik di Aceh dan Belawan dan sisanya akan dipasok ke terminal gas terapung di Teluk Jakarta.
Dengan pasokan gas tersebut, PLN optimistis mampu menghemat anggaran sebesar 30 juta dolar per hari dengan asumsi per mmscfd menghemat 15 ribu dolar dibandingkan jika pembangkit menggunakan BBM.
“Nanti pasokan gas dari Tangguh sebesar 130 mmscfd, dan sisanya untuk Teluk Jakarta. Dan nanti harga gas untuk ke Arun dan Teluk Jakarta bisa berbeda,” ungkapnya. Dalam MoU tersebut, BP Berau juga berkomitmen memasok listrik bagi masyarakat di Kabupaten Bintuni Papua Barat, secara bertahap.
Ditempat yang sama Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, proyek gas dari Blok Tangguh selama ini hanya untuk diekspor dan tidak ada yang dialokasikan ke dalam negeri. Namun setelah tujuh bulan di lakukan negosiasi dengan BP berau Ltd, akhirnya disetujui tahun depan akan dipasok gas 230 juta kaki kubik feet perhari untuk untuk pasar dalam negeri.
“Jika selama ini kita ekspor, hari ini kita buktikan kalau dengan negosiasi gas bisa dialokasikan untuk pasar domestik. Sudah lama kita berharap Blok Tangguh bisa pasok gas ke PLN dan industri. Setelah kita tandatangani, tahun depan 230 juta mmscfd gas Tangguh akan dipasok ke PLN,” ungkapnya.
Jero Wacik menambahkan, gas Tangguh yang sebelumnya di ekspor ke Sempra-AS, akan mulai di salurkan ke PLN tahun depan. Jadi volume sebesar 230 juta mmscfd tersebut setara dengan satu kargo perbulan LNG atau 1,7 juta ton gas alam cair.
Lebih lanjut Jero Wacik mengatakan, pihaknya masih menunggu PFOD-nya, jika mendapatkan persetujuan dari BP Migas maka akan ditandatanganinya. Dan tahun depan, akan dipasok ke PLN.
Selain itu, kata Jero Wacik, BP Berau juga akan menambah investasi sebesar 11 miliar dolar untuk train atau kilang tiga.Selama ini kontrak pasokan gas dari Tangguh di kirim ke Sempra-AS sebanyak 60 kargo berbentuk gas alam cair angka tersebut setara 3,6 juta ton pertahun.
Sesuai dengan kontrak, Indonesia bisa mengalihkan 50 persen atau 1,8 juta ton per tahun ke pembeli lain dengen membayar feetertentu. Namun, karena saat ini AS mengalami kelebihan pasokan gas menyusul melimpahnya produksi shale gas, volume pengalihan pada 2012 direncanakan 54 kargo atau setara dengan 3,24 juta ton. Dari 54 kargo eks Sempra itu, sebanyak 46 kargo dialihkan ke Korea Selatan dan delapan lainnya lewat pasar spot.
Sementara itu BP Regional President Asia Pasifik William W Lin menyebut, MoU dengan PLN merupakan komitmen BP untuk memasok gas ke pasar dalam negeri.
“MoU ini mencerminkan kita mendukung pembangunan ekonomi di Papua Barat, dan memenuhi kebutuhan gas untuk menyeimbangkan kebutuhan berbagai kepentingan,” ujarnya.
William menambahkan, MoU tersebut merupakan bentuk semangat KKKS Tangguh dengan PLN sebagai pembeli potensial dalam rencana pengembangan lapangan gas Tangguh. Dan pelaksanaanya nanti, pengembangan akan mengacu pada plan of further development(POFD) dari BP Migas.
Jadi dari hasil MoU tersebut akan ditindaklanjuti KKKS Tangguh dengan PLN melalui pembicaraan komersial dan hasilnya harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah. (koran jakarta)
Belum ada komentar