Banda Aceh, Seputar Aceh – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aceh, mengecam tindakan pembongkaran ‘tenda keprihatinan’ korban tsunami di kawasan Ulee Lheu, Banda Aceh. Pembongkaran tersebut dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja dan Muspida setempat, Kamis (24/12), dengan alasan mensterilkan tempat menjelang kedatangan Wakil Presiden Boediono untuk menghadiri peringatan lima tahun tsunami Sabtu (26/12).

Ketua Umum PMII Aceh, Zulfikar, menilai tindakan yang dilakukan pemerintah sangat tidak bijak dan terkesan menyembunyikan hal sebenarnya yang terjadi di Aceh. Terutama masalah korban tsunami.

“Hampir semua kita di Aceh tahu, kalau sampai saat ini masih ada permasalahan korban tsunami yang belum tuntas ditangani pemerintah. Jadi kenapa mesti ditutup-tutupi,” ungkap Zulfikar, Jumat (25/12).

Menurut Zulfikar, semestinya pemerintah Aceh beserta jajarannya bisa lebih terbuka tentang permasalahan yang masih dihadapi masyarakat korban tsunami sampai saat ini, seperti permasalahan rumah bantuan dan lainnya.

“Lima tahun sudah tsunami berlalu, tapi masih ada masyarakat yang belum memiliki rumah. Jadi wajarkan kalau masyarakat ingin menunjukkan hal sebenarnya terjadi di Aceh, biar semua tahu, karena tipe pemerintah kita itu malu disebut tidak mampu,” ujarnya. [sa-jun]