Jantho – Ratusan hektar sawah yang rusak akibat tsunami di Kecamatan Lhong, Aceh Besar, hingga kini belum direhabilitasi. Akibatnya, puluhan petani di kecamatan itu beralih mata pencaharian dengan melaut.

“Kita sudah berusaha mencari bantuan dana agar bisa direhabilitasi, namun akibat keterbatasan anggaran di kabupaten, sawah itu masih terbengkalai,” ujar Camat Lhong Drs. Sabirin MD, kemarin.

Dari 1445 hektar area persawahan yang tersebar di Kecamatan Lhong, sekitar 350 hektar lahan sawah belum bisa dimanfaatkan akibat tertimbun puing-puing dan pasir saat tsunami 2004.

Namun demikian, camat itu mengatakan sebagian besar area persawahan tersebut telah direhabilitasi pascatsunami oleh pemerintah maupun NGO asing yang bertugas di daerah itu.

Guna meningkatkan perekonomian masyarakat setempat yang sebagian besar bermata pencaharian petani, Sabirin berharap adanya perhatian dari Pemerintah Aceh. Selain merehabilitasi sawah tsunami, Sabirin juga meminta pemerintah membangun saluran irigasi ke area persawahan warga.

“Sebab sebagian warga di Lhong masih memanfaatkan air hujan sebagai sumber air untuk bercocok tanam,” ujarnya.

Menanggapai hal itu, Wakil Bupati Anwar Ahmad dalam kunjungan kerjanya ke daerah tersebut, Minggu (7/2) mengaku Pemerintah Aceh Besar telah menganggarkan sejumlah dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk membenahi sawah yang belum berfungsi di Aceh Besar, termasuk untuk Kecamatan Lhong.

“Kami akan merehab semua sawah rusak dan membangun irigasi secara bertahab. Ini sudah jadi komitmen pemerintah,” janji Anwar.

Berdasarkan data diterima Harian Aceh, dari 1445 hektar sawah di Kecamatan Lhong, 800 Ha sudah dapat difungsikan yang 150 hektar di antaranya sawah tadah hujan. Sedangkan 350 hektar masih belum bisa dimanfaatkan.(mrz)

(Harian Aceh)