Jakarta — R Budi Hartono (72), pemimpin Grup Djarum dan pemegang saham terbesar BCA, berada di urutan ke-131 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes. Namun, Budi menolak berkomentar soal daftar orang terkaya itu.

“Tak elok saya berkomentar,” katanya, Selasa (5/3), di Jakarta, sambil menyampaikan beberapa alasan. Kekayaan keluarga Hartono, menurut Forbes, mencapai US$ 8,5 miliar atau sekitar Rp 82,4 triliun. Kekayaan ini berasal dari bisnis perbankan dan rokok.

Keluarga Budi Hartono dikenal enggan dipublikasi dan memilih sikap rendah hati(low profile). Keluarga ini membantu banyak lembaga amal, membina olahraga, khususnya bulu tangkis, dan kini aktif menanam pohon trembesi di sepanjang pantai utara Pulau Jawa. ”Yang menangani pekerjaan itu salah satu anak saya, Victor,” kata Budi.

Sementara itu, pengusaha properti, Ciputra (81), dan keluarga, pendiri Grup Ciputra, di urutan ke-974 orang terkaya dunia. Kekayaannya, menurut Forbes, mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun.

Ciputra hanya tertawa ketika ditanyai tentang masuknya dia dalam daftar orang terkaya di dunia. ”Ah, mereka salah tulis itu,” ujar Ciputra.

”Saya enggan banyak bicara tentang ini, bukan karena takut dikejar petugas pajak. Malah sebaliknya, saya tidak takut dicari petugas pajak karena saya membayar pajak dengan baik dan benar,” ujar Ciputra.

Ciputra mengatakan, ”Masalahnya, saya sendiri tidak tahu dari mana data itu mereka peroleh. Kalau data public company mungkin saja, tetapi kan tidak lengkap.” Ciputra menyatakan tidak pernah dihubungi langsung oleh staf Forbes. ”Tetapi, mereka tampaknya menghubungi staf saya,” ujarnya.

”Akan tetapi, terlepas dari itu semua, saya mensyukuri semua rahmat yang diberikan Allah kepada saya dan keluarga. Semua yang kami peroleh berasal dari Allah,” ujarnya.

Ciputra dan keluarganya berkonsentrasi pada bisnis properti. Bisnis propertinya tidak hanya terdapat di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga di hampir semua provinsi di Indonesia. Ciputra juga mempunyai bisnis properti dengan skala besar di Hanoi, Vietnam; Phnom Penh, Kamboja; dan Shenyang, China.

Tercatat 25 warga negara Indonesia masuk dalam daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes yang diumumkan Senin (4/3) malam. Mereka ini bagian dari total 1.426 orang terkaya di dunia tahun 2013.

Selain Budi Hartono di urutan pertama orang terkaya di Indonesia, berikut urutan kedua adalah Michael Hartono, kemudian Sri Prakash Lohia, Chairul Tanjung, dan Sukanto Tanoto di urutan kelima.

Jumlah orang kaya Indonesia ini masih kalah dibandingkan 442 warga terkaya di dunia berasal dari Amerika Serikat, 122 orang kaya asal China, dan 110 orang kaya asal Rusia.

Secara kawasan, Benua Amerika memiliki warga terkaya 571 orang (termasuk AS), Asia Pasifik 386 orang, Eropa 366 orang, Timur Tengah dan Afrika sebanyak 103 orang.

Mereka adalah pemilik kekayaan bersih di atas 1 miliar dollar AS. Jumlah kekayaan mereka (1.426 orang) dalam daftar tahun 2013 naik menjadi US$ 5,4 triliun dari US$ 4,6 triliun dalam daftar 2012.

”Ini adalah hasil dari tahun di mana untuk menjadi miliuner itu lebih mudah. Ada stimulus ekonomi dari pemerintah dan ada pemulihan harga-harga saham global,” kata Randall Lane, editor majalah Forbes.

Dari daftar tersebut, sebanyak 29 warga kaya dunia berusia di bawah 40 tahun. Salah satunya adalah Mark Zuckerberg, salah satu pendiri jejaring sosial Facebook. Warga terkaya dunia dengan usia paling muda adalah Dustin Moskovitz (28), pernah sekamar dengan Zuckerberg saat kuliah.

Orang kaya nomor satu dunia adalah Carlos Slim Helu asal Meksiko dengan kekayaan US$ 73 miliar, kedua Bill Gates (US$ 67 miliar), Amancio Ortega (US$ 57 miliar) asal Spanyol, dan Warren Buffett (US$ 53,5 miliar).

Ada satu pola yang terlihat dalam daftar warga kaya ini, yakni dominasi sektor teknologi informasi, pengusaha properti, dan bisnis rumah mode, dan investor di pasar global.

Ke depan, kejayaan Asia makin nyata dengan pertumbuhan yang terus menggelinding. Dalam daftar tahun ini juga sudah muncul nama-nama dari Thailand dan India.

Di tengah status yang masih didominasi warga termiskin dunia, Asia sekaligus menggebrak sebagai pemasok warga terkaya dunia. Ini adalah buah pertumbuhan yang dimanfaatkan oleh mereka yang melihat kesempatan. Ini menimbulkan dualisme ekonomi, ada kaya dan miskin, karena memang sebagian wilayah Asia masih berada di tahap awal pembangunan.

Bagaimana Forbes mengumpulkan data kekayaan ini? Aksa Mahmud (66), pendiri dan pemimpin (chairman) Grup Bosowa, masuk dalam urutan ke-34 orang terkaya Indonesia versi Forbes, mengemukakan, dalam mengumpulkan data, Forbes cukup canggih. Mereka mempunyai segudang data tentang perusahaan Indonesia, termasuk Grup Bosowa.

Aksa menjelaskan, untuk data yang perlu dikonfirmasi, mereka mengonfirmasi ke perusahaan yang hendak ditulis. Dalam hal Bosowa, ada orang Forbes yang menanyakan langsung, konfirmasi, dan sebagainya. ”Saya terkejut, data yang mereka miliki cukup lengkap,” ujar Aksa.

Grup Bosowa antara lain bergerak di bidang pabrik semen, pembangkit listrik, pertambangan, jalan tol, media, dan otomotif. Bosowa kini dipimpin generasi kedua karena CEO Bosowa Erwin Aksa adalah putra sulung Aksa dan Ramlah Kalla.

Tidak semua orang kaya ini punya cerita hebat di awal bisnisnya. Pham Nhat Vuong (44) awalnya adalah pembuat mi di Ukraina. Warga Vietnam yang belajar matematika dan ekonomi di Ukraina, saat masih di bawah Uni Soviet, mencari nafkah dengan berbisnis kecil-kecilan. Kini, Pham adalah orang terkaya di urutan ke-974 dengan kekayaan US$ 1,5 miliar. Dia kini pengusaha properti di Vietnam. (kompas.com)