Pekanbaru — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit NOAA-18 terakhir berhasil mendeteksi kemunculan sebanyak 250 titik panas di Sumatra yang tersebar di sejumlah provinsi.

“Terakhir pada Senin (17/09) satelit berhasil mendeteksi sebanyak 250 titik panas,” kata Yidhistira Mawaddah selaku analis lembaga pemantau cuaca itu di Pekanbaru, Selasa.

Dia menguraikan, titik panas yang diindikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan atau lahan itu terbanyak terdeteksi berada di Provinsi Jambi dengan jumlah yang mencapai 112 titik.

Kemudian di Sumatera Selatan katanya terdeteksi ada sebanyak 78 titik serta Bengkulu ada sebanyak 75 titik panas.

“Sementara untuk Riau terdeteksi terakhir ada sebanyak 36 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah kabupaten,” katanya.

Selanjutnya kata dia disusul dengan Lampung yang terdeteksi ada sebanyak sembilan titik panas, Sumatra Barat ada tujuh titik, Aceh sebanyak empat titik dan terakhir yakni Sumatra Utara ada terdeteksi tiga titik panas.

Dibandingkan dengan hari sebelumnya, Minggu (16/09), menurut Yudhistira jumlah titik panas tersebut jauh lebih besar.

“Sebelumnya di Sumatra tidak sampai seratusan titik panas dan di Riau hanya ada terdeteksi sebanyak tujuh titik,” katanya.

Meningkatnya jumlah titik panas itu menurut dia disebabkan minimnya curah hujan untuk sebagian besar wilayah Sumatra khususnya Riau.

Bahkan ia mengatakan, potensi peningkatan jumlah titik panas masih sangat besar mengingat masih minimnya curah hujan untuk sebagian Sumatra termasuk Riau. (ant)