UPAYA untuk menghilangkan trauma akibat gempa dan tsunami 2004 lalu masih terus dilakukan hingga kini, salah satunya dengan tari Saman Siaga Gempa (SSG) yang sekarang dikembangkan oleh  Decentralized Basic Education (DBE) 2 FKIP Unsyiah bekerja sama dengan USAID.

SSG merupakan tarian saman yang syairnya telah dimodifikasi. “Syair yang digunakan adalah seruan untuk siaga terhadap gempa,” kata Yulia Fitri, staf DBE 2 FKIP Unsyiah.

SSG dikembangkan oleh beberapa pelajar dan mahasiswa asal Aceh yang pernah dikirim oleh USAID DBE 2 dalam kegiatan Regional Forum for Young People of Southeast Asia di Bangkok, Thailand, April 2007 lalu. Sepulang dari kegiatan tersebut, DBE 2 Unsyiah FKIP  membantu mereka membentuk Creative Center.

Syair tarian SSG terdiri dari tiga bagian. Pertama, apa yang harus dilakukan sebelum terjadi gempa. Kemudian, apa yang harus dilakukan pada saat terjadi gempa, dan terakhir apa yang harus dilakukan setelah terjadi gempa.

Sebagai tindak lanjut dari pengembangan itu, USAID – DBE 2 FKIP Unsyiah bersama Tim Creative Center kemudian melaksanakan kompetisi SSG. Selain itu, agar tarian SSG dipelajari banyak orang, dibuat juga instruksional SSG dalam format DVD yang disertai dengan buklet.

“Buklet Siaga Gempa berisi panduan kesiapan siaga gempa serta syair SSG yang terdiri dari tiga bahasa yaitu Aceh, Indonesia dan Inggris,” kata Yulia. Hingga saat ini, DVD dan buklet itu telah disebar di 143 Sekolah Dasar (SD) binaan DBE 2, Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen dan Aceh Tengah.

Yulia juga mengatakan, SSG diharapkan dapat menjadi salah satu muatan lokal dalam mata pelajaran kesenian di Provinsi Aceh. Untuk mendukung hal tersebut USAID – DBE 2 FKIP Unsyiah juga telah melakukan sosialisasi dan training of trainers (ToT) kepada guru-guru kesenian di sekolah-sekolah binaan USAID – DBE 2 FKIP Unsyiah dalam Kohor 1 (Banda Aceh dan Aceh Besar). Selanjutnya, para guru diarahkan untuk melatih tari SSG kepada murid di masing-masing sekolah.

“Kita sangat mengharapkan tarian atau lagu Saman Siaga Gempa menjadi salah satu bagian mata pelajaran kesenian di sekolah-sekolah di Provinsi Aceh. Sehingga, semua siswa atau masyarakat menjadi siap siaga akan gempa bumi di masa mendatang,” kata Yulia. [Abdul Muiz]