Takengon, Seputar Aceh – Kuda Gayo, yang kini sudah memasuki peranakan kedua (G2) dari kuda asal Australia, sudah saatnya diperhatikan dan diurus secara serius. Peluang untuk digarap dengan perspektif bisnis atau dikomersilkan semakin terbuka.

Sugito, Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Bidang Pembangunan Peternakan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Aceh menilai peternakan kuda di dataran tinggi Gayo perlu mendapat perhatian lebih serius untuk dikembangkan.

“Walau daging kuda tidak dikonsumsi oleh masyarakat Gayo dan Aceh umumnya, harga dan pasaran kuda di Tanah Gayo cukup bagus. Ini memiliki prospek dan potensi ,” kata

Sugito, Sabtu (10/10), saat meninjau fasilitas pengembangan peternakan kuda di Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah.

Selama ini kuda gayo, baik peranakan Australia atau kuda lokal, hanya diurus dan dirawat maksimal saat akan akan digelar pacuan kuda tradisional tahunan. Perkembangbiakan kuda di Gayo hingga kini bahkan masih dilakukan secara tradisional. [sa-asf]