Program tahun kunjungan ke Aceh, Visit Aceh 2013 tidak lama lagi. Tentunya pemerintah Aceh juga melakukan berbagai terobosan dalam memajukan usaha pariwisata di Tanah Rencong ini, termasuk dengan membangun citra pariwisata untuk masyarakat, bahwa pariwisata bukan hanya pantai.

Disalah satu kesempatan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jasman J Ma’ruf sempat mengungkapkan salah satu pontensi wisata di Aceh yang berpeluang besar untuk mengenalkannya pada masyarakat umum adalah wisata alam, baik itu arung jeram, tracking, surfing, dan lainnya.

“Satu satu tempat wisata untuk arung jeram, di daerah Ketambe, Aceh Tenggara masih sangat perlu untuk dipromosikan, karena potensinya sudah dikenal luas oleh masyarakat lokal sampai ke mancanegara”, ujar guru besar Fakultas Ekonomi Unsyiah tersebut.

Melihat Potensi Aceh Tenggara

Aceh Tenggara salah satu kabupaten yang berada di Lembah Alas, tepatnya di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl), yang berada di bagian dari pegunungan Bukit Barisan.

Kabupaten yang beribukota Kutacane ini memiliki kekayaan dan keanekaragaman potensi wisata alam, seperti Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL), Taman Wisata Lawe Gurah, Lawe Alas, Sungai Alas, pemandangan pegunungan, mata air panas, gua alam, dan air terjun.

Taman Nasional Gunung Lauser sendiri merupakan daerah cagar alam nasional terbesar yang terdapat di kabupaten ini. Taman ini merupakan taman terbesar di Indonesia dengan luas sekitar 850.000 ha dan mewakili seluruh ekosistem hutan hujan dari daerah rawa sampai dataran tinggi.

[pullquote_left]Taman ini merupakan taman terbesar di Indonesia dengan luas sekitar 850.000 ha dan mewakili seluruh ekosistem hutan hujan dari daerah rawa sampai dataran tinggi[/pullquote_left]

Di daerah hutan hujan ini, pengunjung dapat menikmati berbagai kehidupan flora, seperti Bunga “Rafflesia” yang merupakan jenis bunga yang terpopuler di antara 3500 spesies tumbuhan yang terdapat di kawasan ini dan kehidupan fauna, seperti kera ekor panjang, orang utan, siamang, gibbon bertangan putih, bermacam serangga, burung, monyet, mawas, kedih, burung enggang, kuaw dan jenis binatang lainnya.

Ada juga Taman Wisata Lawe Gurah yang merupakan bagian dari TNGL yang diperuntukkan untuk para wisatawan dengan jarak sekitar 35 km dari Kutacane. Di lokasi ini terdapat bungalow, rumah makan, lokasi berkemah, pos keamanan, menara pengamat. Di samping itu, berbagai sarana pendukung juga telah dibangun, seperti  jalan setapak untuk para pengunjung yang akan menikmati keindahan alam hutan.

Untuk urusan adu nyali, Lawe Alas adalah tempatnya. Sungai yang memiliki arus air cukup kuat, sangat strategis untuk kegiatan wisata arung jeram. Banyak turis asing yang datang ke daerah ini untuk menantang kuatnya arus sungai tersebut.

Jika sudah melewati wisata alam nan apik, di Aceh Tenggara juga memiliki kekayaan budaya tersendiri yang tentunya berbeda dengan daerah lain di Aceh, seperti Tari Saman, Tari Meusekat, Pelebat, Bangsi, Canang dan Lagam.

Tari Saman misalnya yang merupakan sebuah kesenian tradisional yang telah mendunia adalah tari saman yang sering disebut Tari Tangan Seribu.

Pada tahun 1994 tari ini pernah tampil di Spanyol dan di beberapa negara Eropa lainnya dan sering tampil di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Sedangkan Tari Meusekat adalah bentuk tarian yang mengkombinasikan gerakan tangan dan badan dengan lantunan syair-syair berisi tuntunan keagamaan dan kehidupan bermayarakat. Syair-syair tersebut dilantunkan oleh para penari sambil melakukan gerakan tarian. Mesekat biasanya dimainkan oleh kaum pria.

Sedangkan tari Pelebat sejenis seni perang adat Alas yang memakai rotan sebagai alat dan tameng dengan cara saling memukul terhadap lawan. Biasanya atraksi ini sering dilakukan dalam upacara untuk menyambut tamu kehormatan.

Seni musik, di tanah yang sering disebut Agara ini juga dikenal dengan kesenian Bangsi. Kesenian ini menggunakan alat seruling dalam memainkannya, sering dilantunkan dalam acara adat seperti jagai, sebagai musik pengiring dalam acara perkawinan. Sedangkan, Canang adalah kesenian Tradisional adat Alas yang menggunakan alat musik berupa kaleng atau gamelan yang terbuat dari logam yang dimainkan oleh beberapa wanita. (dari berbagai sumber)