[quote]Oleh : Mukam Zahri, S.Ag[/quote]

Hari Jum’at adalah lebih utama dan lebih mulia bahkan sangat istimewa dari hari-hari lainnya. Sebab, pada hari itu banyak kejadian dan peristiwa yang tercatat dalam sejarah.

Semua orang muslim yang mengaku beriman, diwajibkan untuk melaksanakan shalat Jum’at. Firman Allah SWT pada Surat Jum’at ayat 9, “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk mengerjakan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.

Ayat di atas menganjurkan kepada orang-orang beriman, agar meninggalkan segala kegiatan transaksi, jual beli atau aktivitas lainnya yang sedang kita jalani pada hari Jum’at dan memerintahkan untuk segera menuju ke tempat shalat Jum’at apabila sudah mendengar panggilan suara azan.

Pada dasarnya, seruan itu untuk mengingatkan umat Islam agar selalu mengingat Allah. Jika kita termasuk orang yang sibuk dengan jenis pekerjaan, aktivitas atau kegiatan sehari-hari lainnya, sehingga jiwa kita selalu terasa kosong dengan nilai-nilai agama atau haus akan siraman rohani, maka shalat Jum’at menjadi salah satu sarana yang tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup yang mencakup tentang keimanan, prilaku dan dimensi social lainnya.

Mendatangi shalat Jum’at dan isi khutbah dengan khusyuk dan sempurna, pasti akan menghasilkan nilai pahala ibadah yang juga istimewa dari Allah Azza Wajalla.

Sebagaimana dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata, Rasulullah S.A.W bersabda. “Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian mendatangi shalat Jum’at serta mendengarkan khutbah dan diam, maka diampunilah dosa yang dia lakukan antara hari itu sampai Jum’at yang lalu ditambah tiga hari, dan barangsiapa yang main-main pada saat khatib lagi berkhutbah atau tidak mau mendengarkannya, maka benar-benar tidak ada gunanya sama sekali”. (HR Muslim)

Peranan shalat Jum’at akan terasa, apabila kita bisa mengambil pelajaran, hikmah dan ilmu dari khatib yang menyampaikannya.

Rasulullah S.A.W mengingatkan akan balasan bagi orang-orang yang suka meninggalkan shalat Jum’at dengan sengaja, karena alasan kesibukan dan segala kegiatan dunia yang lainnya dengan menutup hati mereka sendiri, sehingga hati mereka menjadi buta dari karunia, rahmat dan kebesaran Allah SWT, yang pada akhirnya mereka itu hanya akan mengejar kenikmatan dunia yang bersifat sementara ini.

Hal tersebut seperti diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a dan Ibnu Umar r.a bahwa keduanya mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas mimbarnya. “Orang-orang boleh memilih, mau meninggalkan kebiasaan tidak shalat Jum’at atau Allah sungguh sungguh akan menutupi hati mereka itu, sehingga mereka benar-benar menjadi orang-orang yang lalai.” (HR Muslim)

Padahal apa ruginya memenuhi panggilan Allah untuk datang ke mesjid lebih cepat pada hari Jum’at, sambil berzikir dan berdo’a serta mohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa. Kemudian mendengar khutbah dengan tenang dan melaksanakan shalat Jum’at secara berjama’ah pula, hanya dalam waktu yang sesaat kita tinggalkan usaha.

Setelah selesai semuanya, baru kita kembali bertebaran dalam kegiatan masing-masing untuk mencari rezeki yang halal.

Sebagaimana firman Allah pada Surat Jum’at ayat 10, “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak ,supaya kamu beruntung.”

Kesimpulan, bersegeralah menuju ke mesjid pada hari Jum’at dan tinggalkan segala kegiatan. Akhirat lebih mulia dan menjanjikan, sedangkan dunia hanya permainan. Semoga kita termasuk orang yang tidak meninggalkan shalat Jum’at karena alasan kesibukan yang kita jalani sehari-hari. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. (Serba Serbi Lamuri)