Jakarta — Universitas Terbuka (UT) mulai tahun ajaran 2012/2013 menggratiskan biaya pendidikan mahasiswa baru yang berasal dari lulusan SMA/SMK/MA atau sederajat. Untuk tahun pertama ini, UT akan memberikan ratusan beasiswa, baik dar Bidik Misi maupun program CSR – Corporate Social Responsibility dari perusahaan mitra UT.
“Dari beasiswa Bidik Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk tahun pertama ini 150 mahasiswa. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan membanjirnya lulusan SLTA yang masuk ke UT. Namun kami juga akan memberikan beasiswa dari CSR yang kita jaring dari perusahaan mitra,” jelas Rektor Universitas Terbuka, Prof. Ir. Tian Belawati, MPd, PhD, Jum’at (3/08).
Menurut dia, dalam tiga tahun terakhir ini UT terus mensosialisasikan kepada masyarakat menjaring lulusan SLTA yang fress graduate (yang baru lulus). Hingga saat ini sudah ada sekitar 50.000 mahasiswa UT yang lulusan SLTA. Namun baru pada tahun ajaran 2012/2013 ini UT memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang lulusan SLTA, termasuk diantaranya lulusan program paket C.
Di samping itu, jelas Tian, untuk menjaring lebih banyak lagi lulusan SLTA yang tidak tertampung di perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya, UT mulai 2012 ini mengikuti atau bergabung dalam program UMB-PT (ujian masuk bersama perguruan tinggi).
“Dari 946 peserta yang mendaftar ke UT di 20 wilayah kerja UT Daerah (UPBJJ – Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh) UT, terjaring 360 calon mahasiswa baru, sedangkan sekitar 890 calon mahasiswa lainnya terjaring melalui seleksi khusus. Dari jumlah tersebut, setidaknya ada 150 mahasiswa baru yang akan diberikan beasiswa oleh mendikbud,” jelasnya.
Tian mengemukakan, untuk tahun-tahun ke depan UT akan memberikan beasiswa lebih banyak lagi, baik melalui beasiswa Bidik Misi maupun beasiswa lain dari CSR. Yang jelas, tambahnya, UT terus mensosialisasikan penerimaan mahasiswa baru yang khusus untuk menjaring lebih banyak lagi dari lulusan SLTA.
Sebab, katanya, selama ini banyak lulusan SLTA karena kondisi tertentu, seperti biaya, waktu dan geografis tidak bisa kuliah. Sementara pemerintah sendiri menargetkan angka partisipasi lebih dari 30 persen. “Karena itulah, UT berusaha untuk mengakomodasi mereka sehingga bisa mengenyam pendidikan S1,” jelasnya. (harianterbit.com)
Belum ada komentar