Medan — Program Visit Medan Year hanya tinggal tiga bulan, tapi hingga kini belum terlihat terobosan nyata dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Padahal, daerah lain begitu gencar melakukan promosi wisata ke kota ini.

“Hingga kini kami tidak melihat terobosan apa yang ada di Visit Medan Year. Kami hanya melihat spanduk dan slogan saja yang bertebaran. Padahal, tahun ini tahun kunjungan wisatawan, tapi kami tidak melihat ada keistimewaan, kekhususan, dan kemudahan bagi wisatawan. Kami melihat tahun ini sama dengan tahun sebelumnya, biasa saja,” ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumut Solahuddin Nasution di sela-sela travel dialog dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kota Yogyakarta, di Medan, Rabu (26/09).

Solahuddin mengakui tahun ini terjadi peningkatan wisatawan ke Sumut. Tapi peningkatan itu bukan dikarenakan program Visit Medan Year. Sebab, tidak ada even khusus untuk mendatangkan wisatawan secara langsung.

Dia juga melihat tidak ada keseriusan Disbudpar untuk mempromosikan potensi wisata kota ini. Padahal, dengan mengusung program Visit Medan Year, seharusnya Disbudpar all out menggelar berbagai even yang berkaitan langsung dengan wisatawan.

Walaupun ada even yang digelar, tidak menyentuh kepentingan wisatawan sesungguhnya dan tidak menggugah minat wisatawan untuk datang selanjutnya. “Seharusnya promosi itu dilakukan di luar, bukan di dalam kota,” tandasnya.

Menurut dia, Disbudpar Kota Medan harusnya miris dengan apa yang dilakukan Disbudpar Kota Yogyakarta.

Meski kunjungan wisatawan ke daerah itu tergolong baik, tapi promosi yang dilakukan Disbudparnya tetap terus menerus. “Saya mengikuti Matta Fair (ajang promosi pariwisata) 2012 di Kuala Lumpur sebanyak empat kali. Saya lihat Yogyakarta membuat satu stan pameran pariwisata di ajang itu. Mereka memamerkan industri-industri wisatawanya di sana. Tapi kita, Medan, sama sekali tidak ada stan.

“Stakeholder pariwisata yang hadir ke sana pun menumpang stan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” paparnya.

Solahuddin juga miris melihat ajang promosi pariwisata Natas Fair 2012 di Singapura, dimana Disbudpar Kota Medan juga sama sekali tidak melakukan promosi wisata di sana.

Padahal, dalam ajang itu begitu potensial untuk mempromosikan Kota Medan, mengingat letak geografisnya lebih dekat dengan Malaysia dan Singapura. ”Saya salut salut dengan Kota Yogyakarta yang secara berkesinambungan terus melakukan promosi pariwisata. Bahkan, untuk menyasar wisatawan domestik juga dilakukan, salah satunya dengan mempromosikan potensi pariwisatanya ke Kota Medan,” ucapnya.

Kepala Bidang Promosi dan Kerja Sama Pariwisata,Disbudpar Kota Yogyakarta Yetti Martanti juga menyindir Disbudpar Kota Medan yang kurang kreatif melakukan promosi. “Saya lihat Medan memang belum begitu gencar melakukan promosi untuk menarik wisatawan domestik, tidak seperti yang kami lakukan. Kalau saya lihat, mungkin Medan ini target market wisatawannya mancanegara,” ujarYetti.

Menurut Yetti, pihaknya sengaja gencar menggarap pasar domesti karena potensinya sangat besar. Dari 2,2 wisatawan yang bekunjung ke Yogya setiap tahun, wisatawan domestik mencapai 2,2 juta orang.

“Jadi memang pasar domestik itu harus kami dorong.Potensinya sangat baik untuk memberikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. Selain Medan,kami juga menyasar pasar potensial ke Palembang, Pekan Baru, dan Padang,” ujar Yetti.

Kepala Disbudpar Kota Medan Busyral Manan menampik kalau pihaknya kurang gencar melakukan promosi. Dia mengklaim Disbudpar Medan sudah melakukan promosi ke beberapa negara dan daerah.

“Memang ke Matta Fair dan Natas Fair itu kami tidak diundang. Tapi ke negara lain, seperti ke Eropa, kami sudah promosikan wisata kita dan menampilkan tari-tarian kita di sana,” ujar Busyral ketika dikonfirmasi SINDO, kemarin.

Busyral menambahkan bahwa selama ini banyak undangan dari daerah lain di Tanah Air untuk mempromosikan wisata Medan. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, pihaknya mengabaikan undangan itu.

“Kami diundang ke Surabaya dan ke Semarang, tapi kan anggaran kami tidak ada. Kalau ke Yogyakarta memang kami belum ke sana karena mereka juga tidak mengundang kami,” katanya. (sindo)