Jakarta — Lesunya ekonomi global akibat krisis utang yang melanda Eropa ternyata perlahan juga mulai menerpa Indonesia. Meskipun dampaknya masih minim, namun krisis utang Eropa ini ternyata mempengaruhi penurunan permintaan barang-barang ekspor dan larinya investor asing dari pasar modal.

Pada April 2012 nilai ekspor Indonesia turun 3,3% dibanding April tahun sebelumnya. Meskipun pada Januari – April 2012 masih mengalami kenaikan 4,1 % dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu pada pasar modal, berdasarkan data Direktorat Jenderal PengelolaanUtang, kepemilikan asing disektor obligasi negara pada April 2012 sebesar Rp228,87 triliun atau 29,63% dari total SBN yang diperdagangkan yakni Rp772,33 triliun. Kepemilikan asing kemudian turun menjadi Rp 224 triliun atau 28,57% dari total yang diperdagangkan Rp783,92 triliun pada 18 Juni 2012.

Wakil Menteri Keuangan, Anny Rahmawati pada suatu kesempatan menyatakan bahwa memburuknya perekonomian Spanyol maupun Yunani bisa berpotensi membuat kawasan Eropa mengalami resesi.

Kondisi tersebut dapat berdampak pada salah satu dari empat pilar ekonomi, yaitu ekspor.
Sementara menurut laporan Bank Dunia, Ekonomi Indonesia diproyeksikan makin meningkat pada 2013 dengan pertumbuhan 6,5 %, namun pada 2014 perekonomian Indonesia hanya diprediksi tumbuh 6,3 %.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Partogi mengatakan, “melemahnya kinerja ekspor periode Januari – April 2012 diakibatkan oleh menurunnya permintaan negara-negara mitra dagang utama Indonesia Indonesia, seperti Jepang, AS, Singapura, Malaysia, Korsel, dan Thailand terhadap ekspor barang-barang non-migas,” ujarnya.

Kalah dari Kamboja

Menurut laporan Bank Dunia, bertajuk “Prospek Ekonomi Global”, beberapa negara di kawasan ASEAN memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Dalam laporan lain seperti yang dikutip dari laman Bussiness Insider, ditunjukkan pula potensi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara dalam dua tahun ke depan.

Bank Dunia menyebut 29 negara dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam dua tahun kedepan, yakni pada 2013 dan 2014. Peringkat pertama ditempati Irak dengan proyeksi pertumbuhan 13,1% pada tahun 2013.

Posisi Indonesia berada pada tingkat ke-21 dengan estimasi pertumbuhan ekonomi 6% pada 2012 dan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,5% pada tahun 2013, sementara pada tahun 2014 perekonomian Indonesia hanya diprediksi tumbuh 6,3%.

Bank Dunia menilai Indonesia adalah salah satu negara G-20 dengan manajemen fiskal yang baik dan sektor keuangan relatif kuat melalui eskpor utama yang akan banyak mengandalkan minyak, peralatan listrik, kayu lapis, tekstil, dan karet. Namun untuk wilayah Asia Tenggara, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kalah dibandingkan Kamboja yang diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% pada tahun ini, dan meningkat 6,8% pada tahun 2013. (dbs)