Seputaraceh

Pelajari Sosial Politik, Perwakilan 50 Negara Berkumpul di Aceh

Banda Aceh – Aceh terpilih sebagai tuan rumah International Conference 9th Asean Inter-University on Sosial Development. Acara yang membahas tentang pembangunan dan kehidupan sosial politik di Aceh diikuti oleh perwakilan 50 negara.

Conference 9th Asean Inter-University on Sosial Development tersebut digelar setiap dua tahun sekali. Kali ini, konferensi internasional ke-9 itu memilih Aceh sebagai tempat studi para akademisi dari berbagai negara. Negara-negara yang mengikuti konferensi tersebut, di antaranya dari Australia, Singapura, Kanada, Jepang, Filipina, Malaysia, Belanda, dan sejumnlah negara lainnya.

Perwakilan dari Austalian National University, Anthony Reid mengatakan, Aceh sangat tepat untuk menggelar forum tersebut. Pasalnya, Aceh sangat berpengalaman dalam memahami konflik, baik konflik perang maupun bencana tsunami.

“Karena itu berbagai universitas dari berbagai negara tertarik untuk mendalami persoalan Aceh sebagai bahan pembelajaran,” kata Anthony usai bertemu dengan Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar di kediamannya, Minggu (24/5) malam.

Senada dengan Anthony, perwakilan dari National University og Singapore, Anne Raffin dalam kesempatan sama juga menuturkan, pendalaman sosiologi sangat dibutuhkan untuk memahami suatu permasalahan dalam suatu negara khususnya konflik.

Ia berharap, forum digelar di Hotel Hermes Palce Banda Aceh yang diikuti perwakilan 50 negara nantinya menemukan solusi yang bagus bagi setiap kebijakan pemerintah dalam persoalan sosial.

Sementara Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar mengakui para dosen dari berbagai perguruan tinggi itu sangat tertarik dengan perjalanan sosial di Aceh yang dipaparkannya dalam pertemuan tersebut.

“Mereka ingin belajar tentang pembangunan sosial di Aceh mulai dari masa konflik hingga sekarang,” ujar Nazar.

Nazar menambahkan, meskipun Aceh dinilai berhasil oleh negara luar, namun dirinya juga mengatakan kepada perwakilan tersebut bahwa Aceh masih mendapat beban, karena masih ada proses reintegrasi dan rekonsiliasi yang harus dilewati.(*/ha/mrz)

Belum ada komentar

Berita Terkait