Shanghai, Seputar Aceh- Urusan bajak membajak, China boleh dibilang jagonya. Seminggu sebelum resmi dirilis, sistem operasi Windows 7 dari Microsoft sudah banyak dijajakan di negeri Tirai Bambu itu. Namun tentunya yang dijual di sana adalah versi abal-abal.

“Versi mana yang Anda ingini? Ultimate? Normal? bahasa Inggris atau China?” demikian tawaran dari seorang penjaga toko di Shanghai, sembari menunjukkan boks yang diklaim berisi Windows 7.

Dilansir New York Times, Senin (19/10), masyarakat di China telah dapat membeli bajakan Windows 7 dengan harga amat miring, sekitar US$ 3 atau di kisaran Rp 30.000. Padahal Microsoft akan menjual Windows 7 dengan banderol ratusan dolar.

Aksi pembajakan software di China memang gila-gilaan dan memusingkan para produsen. Menurut biro riset IDC, 80 persen dari seluruh software yang dijual di China pada tahun 2008 adalah bajakan.

“Yang membuat pembajakan merajalela adalah soal harga. Jika Anda menjual program seharga 2000 yuan pada pelajar yang hanya punya 400 yuan per bulan, tentu ini tak akan bekerja,” tukas Matthew Cheung, analis Gartner.

Microsoft sendiri sebenarnya sudah menjual software dengan harga miring, namun tetap saja masih kalah murah dibandingkan dengan versi bajakan. Otoritas China pun diharap makin serius memberantas pembajakan.

Business Software Alliance (BSA) memperkirakan, industri software merugi US$ 6,6 miliar pada tahun 2008 di China karena pembajakan. Namun kabar baiknya, diperkirakan tingkat pembajakan akan menurun seiring taraf hidup masyarakat yang meningkat dan kesadaran kalau membeli software bajakan berisiko besar.

Gartner memprediksi, level pembajakan di China daratan akan menurun serendahnya sampai 50 persen di tahun 2012. [sa-dtk]