Bireuen — Setelah berlangsung 3 malam berturut-turut dari tanggal 8-10 Oktober, Festival tari Seudati akhirnya ditutup Rabu (10/10) malam di Stadion Cot Gapu, Bireuen.

Walaupun sempat diguyur hujan lebat semalam, antusiasme penonton dan peserta tetap berlangsung lancar. “Hujan lebat semalam memang membuat jalannya acara tertunda sejenak, tapi persiapan peserta tampil sudah siap dan berakhir lancar sampai pukul 23.40 WIB,” jelas panitia lapangan, Irwanti saat dihubungi SeputarAceh.com, Kamis (11/10).

Penutupan malam terakhir Festival Seudati juga mengumumkan 5 kontestan terbaik pilihan dari dewan juri yang, yang terdiri dari penyaji, aneuk syahi, dan syeh. Adapun kelima kabupaten dari konstestan tari seudati tersebut adalah Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Selatan.

Sedangkan untuk Aneuk syahi terbaik yang berhasil jatuh pada Kota Banda Aceh dan untuk Syeh terbaik jatuh kepada tuan rumah Bireuen.

Masing-masing kontestan, mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp6.000.000. Sedangkan bagi aneuk syahi dan syeh terbaik masing-masing mendapatkan uang tunai sebesar Rp1.000.000.

Selain mengumumkan 5 kontestan dari masing-masing kota/kabupaten, panitia Festival Seudati juga mengenalkan pengurus Ikatan Seni Tari Seudati Aceh (ISTASA) yang terdiri dari Syeh Lah Geunta dkk sebagai Dewan Pakar, dengan Ketua Umum Syeh Mulyadi serta Sekretaris Umum Asep Rahmat Mulyana.

Dengan adanya ISTASA diharapkan bisa menyatukan visi dan misi bagi para pemain dan penggemar Seudati Aceh dalam rangka mengembangkan dan mempertahankan tari Seudati sebagai budaya Aceh menuju pentas dunia.[]