Lhokseumawe — Pengamat ekonomi Halidi menyatakan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, berpeluang besar menjadi pusat bisnis perkebunan dan pertanian, karena di wilayah tersebut terdapat berbagai jenis komoditas sektor tersebut.

“Untuk itu, Pemkab Aceh Utara harus mengeluarkan berbagai kebijakan yang berpihak kepada investor, sehingga bisa lebih cepat untuk menjadi pusat bisnis perkebunan dan pertanian,” kata Halidi yang juga pendiri sekolah bisnis KKB Fnansial di Lhokseumawe, Rabu (19/09).

Ia mengatakan, pendapatan sebagian besar penduduk Aceh Utara adalah dari sektor pertanian sebagai mata pencaharian, karena sebagian besar kawasan wilayah itu adalah perkebunan.

Berbagai hasil komoditas perkebunan dan pertanian yang bernilai ekspor dapat dihasilkan di Aceh Utara, mulai dari kelapa sawit, pinang, kakao, getah dan berbagai komoditas lainnya, karena kondisinya didukung oleh geografis daerah.

Namun, upaya untuk mengembangkan sektor perkebunan sebagai salah satu peluang pengembangan perekonomian di Aceh Utara, dibutuhkan upaya serius dari pemerintah daerah dan pihak-pihak lainnya, ujarnya.

Karena, ujarnya, untuk pengembangan sektor tersebut sebagai salah satu tujuan utama peningkatan perekonomian masyarakat sangat didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, seperti irigasi, jalan tani dan juga tenaga penyuluh.

Lebih lanjut dikatakan, dari sisi investasi daerah, Kabupaten Aceh Utara termasuk daerah terbaik peringkat ke-90 di Indonesia, terutama dari sektor pertanian dan perkebunan.

Selain keterlibatan pemerintah daerah sebagai aktor utama, pihak perbankan juga diharapkan dapat menggarap sektor tersebut sebagai salah satu sasaran usahanya, yaitu dengan memperlunak pembiyayaan usaha perkebunan dan pertanian sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku pada pihak perbankan itu sendiri, katanya.

Berdasarkan catatan dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh Utara, luas tanaman karet 8.204 hektare. Jumlah tersebut, tidak termasuk areal perkebunan milik perusahaan perkebunan.

Dari luas tersebut, tanaman yang belum menghasilkan seluas 350 hektare, tanaman menghasilkan 6.943 hektare dan tanaman rusak 911 hektare. Produksi karet kering setiap tahunnya pada areal tanaman menghasilkan di Aceh Utara mencapai 4.472 ton.

Tanaman pinang di Aceh Utara 12.267 hektare, dengan jumlah petani mencapai 18.293 orang. Tiap hektarenya mampu memproduksi sekitar 635 Kg biji kering. Untuk luas lahan kakao di Aceh Utara saat ini ada sekitar 8.602 hektare dengan produksi hanya 3.056 ton/tahun.

Lhokseumawe Potensi Pasar Komoditi

Sementara itu, Kota Lhokseumawe, yang dulunya bagian dari Kabupaten Aceh, berpotensi untuk dijadikan pasar komoditas hasil perkebunan dan pertanian, karena letaknya yang strategis dengan sejumlah daerah penghasil.

Kabag Humas dan Informasi Pemerintah Kota Lhokseumawe TM Zuhri mengatakan sebagai daerah yang mengutamakan pengembangan perekonomian daerah dari sektor jasa dan perdagangan, kota ini memiliki keunggulan untuk dijadikan pasar komoditas berbagai jenis hasil perkebunan dan pertanian.

Dikatakan, sejumlah daerah lainnya di sekitar Kota Lhokseumawe, seperti Kabupaten Aceh Utara, Bener Meriah, Bireun dan Kabupaten Aceh Timur, merupakan daerah penghasil berbagai komoditas perkebunan, pertanian dan perikanan.

Sehingga, lanjutnya, apabila di wilayah Lhokseumawe dibangun sebuah sentral pasar berbagai komoditas, maka akan sangat layak karena letaknya yang strategis, baik dari akses jalur darat maupun laut serta berbagai akses pendukung lainnya yang sangat dibutuhkan.

Zuhri menyatakan, dengan adanya sentral pasar komoditas, sejumlah hasil perkebunan, pertanian dan perikanan dapat dipasarkan di Lhokseumawe.

“Bagi calon pembeli dari berbagai daerah ataupun luar negeri, bisa datang ke Lhokseumawe sebagai tempat transaksi, karena selain didukung kemudahan perizinan juga di Lhokseumawe memiliki sarana akomodasi yang memadai,” ujarnya.

Terkait berpotensinya Lhokseumawe dijadikan sebagai sentral komoditas hasil perkebunan, pertanian dan perikanan, Zuhri mengatakan, hal tersebut sudah menjadi agenda Pemkot Lhokseumawe, untuk membangun perluasan sektor usaha perdagangan.

Dimana, lokasi yang direncanakan adalah di wilayah Kecamatan Blang Mangat, karena memiliki akses jalan yang mudah serta ketersediaan lahan yang masih memadai, katanya. (ant)