Jakarta — Para petugas Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) di Madinah dan Jedah telah bersiap untuk menyambut para jemaah haji 1433 Hijriah.

Para petugas di kedua kota yang akan menjadi tempat kedatangan para jemaah haji itu dan yang sudah datang lebih dulu diingatkan kembali untuk lebih mengutamakan kepentingan jemaah. Direktur Pembinaan Haji Ahmad Kartono mengharapkan agar niat para petugas sepenuhnya ditujukan untuk melayani para jemaah.

Para petugas pun diingatkan agar cepat tangap dalam melayani jemaah Indonesia dan cepat berkoordinasi jika terjadi masalah di lapangan.

“Saya ingin mengingatkan kembali, pelayanan lebih utama dari pada mengejar melakasanakan sunah-sunah haji. Untuk para petugas tidak perlu mengejar arbain (Sholat 40 waktu di Mesjid Nabawi) selain karena hal itu sunah, juga karena ada kewajiban yang juga merupakan bagian dari ibadah yaitu melaksanakan tugas,” ujar Kartono dalam briefing terakhirnya kepada para petugas di kantor Daerah Kerja (Daker Madinah), Rabu (19/09) malam.

Para petugas menurutnya juga diharapkan tidak mengeluhkan keterbatasan-ketebatasan di lapangan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang sangat mungkin terjadi. “Kita sadar bahwa belum sepenuhnya berbagai kebutuhan untuk melayani para jemaah sudah tersedia. Namun ditengah keterbatasan itu, kita tetap akan memberikan layanan yang terbaik untuk para jemaah,” tambahnya.

Sementara Kepala Daker Madinah, Ahmad Jauhari mengingatkan kepada para jemaah yang akan berangkat untuk tidak perlu buru-buru melaksanakan ibadah. Banyak para jemaah menurutnya mengalami disorientasi tempat jika langsung melaksanakan ibadah.

”Kepada para jemaah yang baru dating, jangan terlalu terburu-buru mengejar melaksanakan ibadah.Orientasi dulu tempat tinggal dan lingkungan agar tidak tersesat,” ujar Jauhari.

Disorientasi juga sering terjadi terutama pada para jemaah dari daerah sehingga dirinya mengingatkan kepada para petugas untuk terus membimbing para jemaah.”Banyak jemaah mengalami disorientasi begitu turun dari pesawat.Banyak dari jemaah belum pernah berjalan jauh dan naik pesawat.Begitu turun banyak dari mereka yang tidak tahu harus berbuat apa, sehingga kami pun meminta para petugas untuk sigap mengantisipasi hal ini,” imbuhnya.

Kepada para jemaah dirinya juga mengingatkan untuk tidak membawa barang-barang yang akan merepotkan dirinya sendiri maupun jemaah lain yang akan mengakibatkan tersendatnya jemaah haji keluar dari pintu gerbang imigrasi. Benda-benda tajam seperti gunting, pisau dan juga benda-benda yang berupa cairan menurutnya jika memang diperlukan bias dibeli di Arab Saudi dan kalau pun mau dibawa hendaknya diletakkan dalam bagasi dan tidak dibawa masuk bersama tas tenteng ke dalam pesawat.

“Benda-benda tajam, jangan dibawa masuk ke pesawat, juga benda cair seperti sabun maupun minuman. Saya juga ingatkan untuk menghindari jamu-jamuan karena bentuknya kebanyakan bubuk dan para petugas Arab Saudi kerap tidak mengetahui itu apa dan kerap disangka sebagai narkoba sehingga diperiksa dengan teliti yang menyebabkan tersendatnya jemaah termasuk jemaah lainnya untuk keluar imigrasi,” imbuhnya.

Jika memang memungkinan para jemaah juga disarankan untuk membawa makanan kecil. Hal ini demi mengantisipasi lamanya antrian keluar dari imigrasi.”Pemeriksaan itu bisa berjam-jam dan kalau mungkin bawa makanan kecil sekedar untuk mengganjal perut jika lapar akibat terlalu lama menunggu,” tegasnya.

Daker Madinah sendiri menyiapkan satu sector khusus di bandara dimana aka nada 31 petugas yang terdiri dari 10 tenaga musiman dan 21 orang tenaga dari Jakarta yang bekerja dalam dua shift.

”Mereka akan membantu para jemaah dan juga mengurus berbagai kebutuhan di jemaah di bandara termasuk jika muncul berbagai masalah,” imbuhnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Daerah Kerja (Daker) Jeddah Ahmad Abdulah di acara ta’aruf (perkenalan) Petugas Pelayanan Ibadah Haji (PPIH) di Jeddah, Kamis (20/09) dini hari.

Dirinya meminta kepada Petugas Pelayanan Ibadah Haji diminta untuk bersiap menghadapi permasalahan jemaah haji yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya karena strata sosial jemaah haji tetap sama yakni dari penduduk desa hingga pejabat tinggi.

”Meski ragam strata sosial yang sama tetapi anggota jemaahnya berbeda sehingga permasalahan yang muncul tetap akan ada dan ragamnya sama,” katanya.

Abdullah menjelaskan anggota jemaah haji itu ada yang sudah berulang kali berhaji dan keluar negeri tetapi tidak sedikit baru pertama kali sehingga acap kagok dalam bersikap dan dalam pengunaan fasilitas. Terkait dengan itu, itu dia mengimbau parapetugas untuk bahu membahu memberi pelayanan terbaik bagi jemaah haji 2012.”Berikan pelayana terbaik, dengan senyum agar memberikan kesan menyejukkan dan menyelesaikan permasalahan anggota jemaah,” kata Abdulah.

Koordinasi dan konsolidasi petugas haji diperlukan karena parapetugas juga orang yang berbeda pada tahun sebelumnnya.”Memang ada sejumlah orang yang sudah pernah menjadi petugas tetapi jumlahnya hanya sedikit sementara petugas baru lebih banyak jumlahnya,” kata Abdullah.Dijelaskannya, petugas kesehatan yang melamar sekitar 23.000 sedangkan yang diterima hanya sekitar 127 saja.

Kesempatan menjadi petugas nonkesehatan haji dari daerah juga relatif sedikit, misalnya dari Aceh dan Batam hanya lima, dari Jateng hanya 12 petugas, Jatim 13, Makasar enam dan Papua dan Papua Barat hanya dua.

“Kita mencoba mengarahkan dan melibatkan semua petugas yang berlatar belakang berbeda untuk memberikan pelayanan terbaik,” kata Abdullah.Daker Jeddah akan melayani 332 kloter dari 482 kloter dari Indonesia dengan anggota jemaah sekitar 130 ribu jemaah dan kepulangan sekitar 378 kloter dengan sekitar 150 ribu jemaah.

Kloter pertama akan mendarat pada Jumat (21/09) dari Medan dengan menggunakan pesawat Garuda GA3101 pada 12 .15 waktu Saudi lalu dari Palembang pada pukul 13.30 lalu dari Solo pada 14.45 waktu Saudi.

Sementara untuk para petugas PPIH di Mekah rencananya baru akan tiba bersama dengan jemaah kloter pertama. Hal ini karena jemaah haji tamatu (umroh dulu baru haji) akan tinggal di Madinah terlebih dahulu untuk melaksanakan arbain dan setelah 8 hari minimal baru diberangkatkan ke Mekkah. (beritasore.com)