Banda Aceh — Seekor Gajah Sumatera melahirkan bayi betina, Selasa (18/09), pagi kemarin, di Conservation Respon Unit (CRU) Sampoiniet, Aceh Jaya. Bayi betina dari induk bernama Suci tersebut lahir dengan berat badan 82 kilogram.

Koordinator CRU, Fendra Tryshanie, dalam siaran pers yang dikirim ke serambinews.com, Rabu (19/09) menyebutkan kondisi anak Gajah Sumatera tersebut saat ini dalam keadaan sehat. Gajah yang dibuahi oleh seekor gajah liar yang datang ke CRU Sampoiniet sekitar 2 tahun lalu tersebut kini masih dalam pengawasan ketat tim CRU, yang terdiri dari BKSDA, Ranger, Dishut Aceh Jaya, Veterinary Society for Sumateran Wildlife Conservation (Vesswic), dan FFI Aceh.

“Kelahiran bayi Suci merupakan sejarah kelahiran satwa gajah jinak pertama di CRU Aceh sejak didirikan pada tahun 2002,” kata Fendra Tryshanie.

Hingga kini, kelahiran Gajah Sumatera di CRU tercatat sudah empat ekor. Tiga ekor lainnya pernah lahir di CRU Tangkahan, Sumatera Uyaitu di Taman Nasional Gunung Lauser. “Ini yang ke empat, dan yang pertama di Aceh.”

Ketua Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), Wahdi Azmi menyebutkan, populasi Gajah Sumatera hingga kini tinggal 2.400-2.800 ekor.

“Di Aceh diperkirakan tinggal 500-600 ekor,” sebut Wahdi. Dalam 25 tahun terakhir, setengah dari populasi Gajah Sumatera terus mengalami pengurangan. Hal tersebut dipicu akibat turus berkurangnya habitat gajah, yang saat ini diyakini telah habis 70 persen.

“Kasus kelahiran bayi Suci termasuk unik. Di mana jantan yang membuahi Suci, merupakan gajah liar. Memang ada beberapa kasus yang sama dengan Suci, namun interaksi antara gajah tersebut lebih lama,” kata Wahdi.

Untuk menekan berkurangnya populasi gajah, pihaknya mencoba pola manajemen yang berbeda pada kasus gajah. Di mana, gajah jinak yang dipelihara di CRU diberi peluang interaksi lebih dalam masa pembuahan. Ada waktu-waktu, petugas menggiring gajah yang akan kawin ke sungai, sehingga interiksi yang dibangun lebih tingi. (serambinews.com)