Seputaraceh

Asal Mula Hijab Turban

Asal Mula Hijab Turban
Asal Mula Hijab Turban

Jakarta — Salah satu tren hijab yang sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah Turban. Banyak yang beranggapan bahwa Turban popular lebih dahulu di Malaysia karena salah satu artis dan penyanyi Malaysia yaitu Yuna gemar memakai Turban di berbagai kesempatan.

Sebenarnya Turban sudah digunakan sejak abad ke-17 oleh wanita Eropa. Bukan hanya untuk melindungi rambut dari paparan sinar matahari tapi juga aksesori agar tampilan jadi lebih glamor.

Sejak berabad lalu, turban sudah digunakan sebagai penutup kepala. Dan kini, aksesori tradisional tersebut tetap digunakan dengan bergaya modern.

Pada abad ke-17 mahakarya turban yang rumit terdapat dalam karya Jan Vermee, yaitu dalam lukisan yang berjudul “Girl With Pearl Earring” yang terinspirasi oleh gaun Turki.

Lalu, pada abad ke-19 turban mulai jarang digunakan, tapi desainer abad ke-20, Paul Poiret membantu membawanya kembali ke dunia mode. Ia membuat turban dengan gaya yang sedikit banyak dipengaruhi budaya Timur (yang terkenal disebut dengan corset-free).

Aksesori berestetika tinggi ini akhirnya diadopsi oleh kalangan sosialita seperti Peggy Guggenheim dan bintang-bintang film bisu seperti Gloria Swanson. Pada 1930-an, turban menjadi penanda bagi wanita terdidik yang mengenyam bangku sekolah tinggi.

Ketika Hedy Lamarr memerankan karakter seorang wanita cantik dari Indocina Perancis dalam film “Lady of the Tropics” (1939), ia mengenakan kain yang membungkus kepalanya. Menjadikan turban sebagai aksesori pun kian populer.

Mungkin, yang paling terkenal dari kain pembungkus kepala dari tahun 1940-an adalah yang dikenakan oleh Lana Turner di film “The Postman Always Rings Twice” pada tahun 1946. Kain pembungkus kepala berwarna tersebut, layaknya topeng bagi karakter perannya yang jahat.

Pada 1960-an, Elizabeth Taylor tampil unik dengan turban. Ia memadukannya dengan ball gown berkilauan. Mewah dan elegan. Sementara, model cantik, Marisa Berenson, mengenakan turban poolside yang berfungsi sebagai handuk dan juga sebagai aksesori. Tampilan yang praktis dan sangat modis.

Di era 1970-an, wanita mulai mengenakan turban lebih sebagai topi daripada sebagai pembungkus kepala. Mereka memakai turban dan membiarkan rambut panjangnya menggantung. Seperti yang dilakukan Sarah Jessica Parker.

Tak ketinggalan, Ratu Inggris. Ia dikenal sebagai sosok yang setia memakai topi dan mencocokkannya dengan acara yang akan hadiri. Ratu Elizabeth II memilih mengenakan sorban daripada mahkota di tur Western Isles pada 1996 silam.

Kate Moss juga sangat mencuri perhatian ketika mengenakan lamé turban. Ia menggunakannya sebagai aksesori untuk melengkapi gaun Marc Jacobs-nya di acara the 2009 Costume Institute Gala di Metropolitan Museum.

Pada 2010, turban ready-to-wear muncul di runway koleksi musim semi 2011 Jason Wu, Cava dan Giorgio Armani. Kini, turban tetap jadi andalan bagi wanita yang ingin tampil beda dengan aksesori kepala. (pelitaonline.com)

Belum ada komentar

Berita Terkait