Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI, Raihan Iskandar, mengatakan rencana Pemerintah Aceh untuk menyelenggarakan Visit Aceh Years 2013 harus didukung. Menurut Raihan, Aceh memiliki 800 destinasi wisata laut dan pegunungan. Jika agenda wisata itu berjalan baik, kata Raihan, maka akan membantah anggapan bahwa kondisi Aceh tidak aman.

“Wajib bagi kami mendukung Visit Aceh Years 2013, karena selain memiliki sekitar 800 destinasi wisata, program tersebut sekaligus menampik anggapan selama ini bahwa Aceh tidak aman,” kata Raihan Iskandar, di Jakarta, Selasa (4/12).

Menurut politisi PKS itu, filosofi dari kunjungan wisata adalah silaturrahmi. Selain itu, kunjungan wisatawan diharapkan dapat memberikan “rezeki” bagi masyarakat Aceh dan sekaligus media yang paling efektif untuk mempromosikan budaya Aceh ke penjuru dunia.

Lebih lanjut Raihan menyarankan pihak berwenang di Aceh untuk menyontoh keberhasilan kuliner Sumatera Barat dengan Nasi Padangnya, Madura dengan sate Maduranya, Yogyakarta dengan Gudegnya sebagai pelengkap khasanah budaya di Aceh dan sudah waktunya bagi Aceh mendirikan gerai-gerai Mie Aceh dan kedai-kedai Kopi Aceh di seluruh Indonesia. Kita juga harus memiliki visi ke depan agar gerai-gerai Mie Aceh dan kafe-kafe Kopi Aceh dapat berdiri di negara-negara lain seperti Amerika, Eropa dan Australia.

Dalam kerangka optimalisasi Visit Aceh Years 2013, Raihan Iskandar menyarankan Pemprov Aceh memprioritaskan pembenahan infrastruktur destinasi wisata melalui APBD.

“Keberpihakan APBD terhadap infrastruktur destinasi di Aceh sangat diperlukan. Pemerintah Aceh harus menggenjot pembangunan infrastruktur destinasi wisatanya mengingat tahun 2013 sebentar lagi. Percuma kalau kita gembar-gembor memromosikan Aceh tapi infrastruktur buruk. Ini bisa jadi bumerang berupa kesan negatif dari para wisatawan yang berkunjung nantinya,” sarannya.

Terakhir dia juga berharap Pemerintah Aceh kerja ekstra membangun komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat Aceh agar lebih siap menyambut dan berkomunikasi dengan para turis yang datang ke Aceh, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestiknya. Di samping itu perlu dicari dan disepakati bentuk dan pola wisata yang mau diprioritaskan dalam mengembangkan destinasi wisatanya,” harap Raihan Iskandar. (jpnn.com)