“JIWA entrepreneur adalah keberanian. Kita buat label sendiri, kembangkan inovasi baru.” Itu dilontarkan pengusaha ternama Ciputra menyemangati banyak orang yang akan menggeluti dunia usaha mandiri.

Perlu ada pusat inkubator yang menggojlok sekaligus mempersiapkan matang wirausahawan. Incubator Center ini tempat mempersiapkan wirausahawan yang berjiwa mandiri dan kreatif.

Menurut Ciputra, wirausahawan, harus dipersiapkan sejak dini. Keinginan untuk berwiraswasta harus ditumbuhkan dari Sabang sampai Merauke. “Sebab entrepreneur adalah pelajaran kehidupan, dengan begitu bisa masuk globalisasi,” kata dia, Senin (12/11).

Negeri ini sebetulnya merindukan manusia-manusia mandiri, tidak cengeng, bukan cuma minta pekerjaan tapi menciptakan lapangan usaha/pekerjaan, dan yang utama mempunyai bekal lahir-batin yang cukup untuk mengantisipasi tantangan zamannya.

Mestinya hal ini menjadi tugas pendidikan namun ternyata pendidikan moral saja kita kedodoran sehingga korupsi terus merajalela dan masyarakat mudah bentrok massal alias lemah solidaritas dan rasa santunnya, apalagi berharap ada kesholehan sosial. Yang marak malah budaya hura-hura, dari pagi sampai malam keranjingan entertainmen.

Hidup memang pilihan. Namun samakah kehidupan masyarakat yang terdidik dengan orang yang tidak terdidik? Terlepas dari beda, namun satu kesamaannya adalah sama-sama butuh mata pencaharian, atau penghasilan untuk menopang hidupnya. Mestinya orang-orang terdidik punya keunggulan-keunggulan. Faktanya banyak usahawan yang sukses justru lahir bukan karena terdidik tetapi karena tabah, telaten dan taat asas.

Kita tidak bermaksud memperkecil hasil pendidikan dewasa ini namun sungguh suatu hal yang seharusnya terjadi jika tiap lulusan itu memiliki jiwa entreprenuer meski ia akan melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Artinya, seharusnya lulusan sekolah dasar dan menengah kita punya dasar itu karena membuat orang mandiri sebagai calon entreprenuer adalah keniscayasan.

Mandiri berarti siap hidup dengan moral yang baik, pola pikir yang antisipatif terhadap zaman, dan senantias tergiring untuk bertindak dengan menjadi bagian mahluk sosial yang saling bergantung. Sebab, kemandirian tanpa sikap memuliakan pranata dan keagungan sosial kemasyarakatan merupakan sebuah cacat yang tidak boleh terjadi. Semoga kita semua entang untuk berbenah diri demi sesama. (harianterbit.com)