Jakarta, Seputar Aceh – Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengaku akan akan menyurati World Bank sebagai pengelola dana Multi Donor Fund (MDF) supaya menghentikan proyek Aceh Forest Environment Project (AFEP) atau Proyek Hutan dan Lingkungan Aceh. Hal itu disampaikan Irwandi di sela-sela keberangkatannya ke tanah suci lewat Bandara Internasional Sukarno-Hatta, Jakarta, Rabu (18/11).

“Gubernur akan memanggil seluruh pelaksana AFEP setelah beliau selesai menunaikan ibadah haji awal Desember nanti untuk mempertanggungjawabkan proyeknya karena banyak pihak yang komplain bahwa proyek tersebut tidak ada manfaatnya untuk konservasi dan masyarakat Aceh,” kata Fauzan Azima, Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) dalam siaran pers yang diterima Seputar Aceh.

Seperti diketahui pelaksana AFEP untuk Kawasan Ekosistem Ulu Masen (KEU) adalah Flora Fauna Internasional (FFI), dan untuk Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dilaksanakan oleh Yayasan Leuser Internasional (YLI). AFEP didanai oleh Multi Donor Fund (MDF) senilai US$17,5 juta atau kurang lebih Rp175 milyar selama empat tahun yang telah dimulai sejak 2006.

Selama empat AFEP, Irwandi mengaku mendapat informasi bahwa proyek tersebut belum membawa keberhasilan, terutama pemberian manfaat bagi masyarakat Aceh di sekitar kawasan hutan. Gubernur juga sudah bosan mendengar publikasi sepihak akan keberhasilan Proyek AFEP oleh pelaksana proyek AFEP.

Salah satunya dengan membuat kebun anggrek di Aceh Selatan seluas satu hektar. Hal ini sangat tidak sebanding dengan jumlah uang yang dikelola lebih kurang seratus milyar oleh YLI.

“Sebelumnya Gubernur Irwandi juga telah mendapat masukan dari advisor MDF, yang menyatakan bahwa MDF tidak perlu lagi mendukung proyek AFEP karena selain tidak bermanfaat juga tidak relevan lagi dengan kondisi Aceh,” kata Fauzan

Fauzan juga menyampaikan, saat ini Pemerintah Aceh telah menggulirkan sejumlah kebijakan seperti Aceh Green, BPKEL dan moratorium logging. Jika MDF ingin mendukung keberhasilan program Pemerintah Aceh, maka sebaiknya bekerja sama secara langsung dengan pihak Pemerintah Aceh dan dana MDF tersebut bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.

Saat ini hutan Aceh banyak mengalami tekanan seperti masih maraknya kegiatan illegal logging dan perambahan dengan alasan perekonomian masyarakat di sekitar hutan yang masih sulit serta maraknya konflik satwa dengan masyarakat.

“Hal ini dapat dilihat sebagai salah satu indikator bahwa proyek AFEP perlu dievaluasi kembali karena telah gagal mengatasi hal tersebut,” kata Fauzan. [sa-qm]