California — Indonesia meraih penghargaan “President’s Trophy” pada Parade Bunga Mawar di Pasadena, California, yang diikuti oleh 41 kendaraan hias dari berbagai instansi di negara bagian Amerika Serikat dan beberapa negara di dunia, di samping swasta.
Penghargaan ini sekaligus menjadi hadiah bagi Indonesia, setelah absen selama 16 tahun dari acara tersebut sejak 1996. Pada 1992 dan 1995 Indonesia mendapat “Grand Marshall’s Trophy” sebagai kendaraan hias yang memiliki konsep dan desain paling kreatif.
“Ini sudah sesuai dengan target kami, untuk mempertahankan President’s Trophy,” ujar Wakil Delegasi Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Noviendi Makalam, usai pelaksanaan Parade Bunga Mawar ke-123, di Pasadena, California, Amerika Serikat, Senin (31/12) lalu.
Tahun lalu, kata dia, kendaraan hias Indonesia juga mendapat President’s Trophy sebagai penghargaan untuk peserta nonkomersial yang menggunakan bunga paling efektif pada kendaraan hias mereka.
“Walaupun kami sebetulnya belum puas dan seharusnya kita dapat tropi lebih tinggi lagi,” kata Novendi dilansir dari kantor berita Antara.
Namun, lanjut dia, saat ini President’s Trophy merupakan pencapaian tertinggi yang bisa didapatkan Indonesia untuk kategori nonkomersial.
Pada ajang tahunan itu, Indonesia menampilkan dua kendaraan hias yaitu satu kendaraan hias kecil yang menampilkan obyek wisata stupa dan gamelan di Jawa Tengah, serta kendaraan besar yang menampilan wayang golek dalam wujud Krisna, Arjuna, dan Gatot Kaca.
Untuk mencapai penghargaan yang lebih tinggi tahun depan, menurut Noviendi, pemerintah dan swasta perlu melakukan sinergi. “Kita harus melakukan sinergi untuk mencapai penghargaan lebih tinggi pada Parade Bunga Mawar Pasadena 2014,” ujarnya.
Noviendi, yang juga mantan Direktur Promosi Luar Negeri Kemenparekraf mengatakan keikutsertaan Indonesia pada Parade Bunga Mawar di Pasadena tersebut merupakan salah satu promosi pariwisata nasional di AS.
“Promosi pariwisata di AS tidak hanya dilakukan lewat penjualan melalui pihak ke tiga, tapi juga memperkenalkan Indonesia pada masyarakat luas di negeri itu,” ujar Noviandi yang juga Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung. (jurnas.com)
Belum ada komentar