Teheran, AFP, Antara – Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi menyatakan militernya akan menyerang instalasi-instalasi nuklir Israel jika mereka diserang oleh negara Yahudi itu.

“Tanggapan pertama kami adalah menyerang tempat-tempat mereka membuat senjata kimia atau kuman, bom keji dan senjata nuklir,” kata Vahidi kepada wartawan dalam kunjungannya ke Damaskus, Suriah.

Israel, satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir namun tidak diumumkan, “berpikir” untuk menyerang fasilitas nuklir Iran demi mencegah Teheran mengembangkan senjata atom.

Iran berulang kali melakukan latihan perang dan memamerkan senjata baru untuk menunjukkan kesiapannya membalas aksi militer terhadap fasilitas nuklirnya.

Ketegangan menyangkut program nuklir Iran memuncak dalam beberapa pekan ini setelah mereka menolak perjanjian nuklir yang ditengahi Badan Atom PBB. Iran bahkan terang-terangan mengumumkan rencana untuk membangun 10 pabrik pengayaan uranium baru.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sejauh ini menengahi sebuah rencana di mana Iran akan mengirim uranium yang diperkaya dalam tingkat rendah ke Rusia dan Perancis, namun Teheran telah menolak usulan itu.

Berdasarkan prakarsa itu, Iran diberi pilihan mengirim sekitar 75 persen uraniumnya yang diperkaya dalam tingkat rendah ke luar negeri untuk diubah menjadi lempeng bahan bakar bagi keperluan reaktor Teheran yang membuat isotop untuk perawatan kanker.

Ketika ditanya apakah penolakan Iran itu akan mengarah pada penerapan sanksi-sanksi baru, satu sumber yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan bahwa ada pembahasan umum mengenai sanksi namun belum ada hal terinci yang mulai dibicarakan.

Negara-negara besar dunia ingin mengurangi cadangan uranium Iran itu hingga di bawah tingkat yang diperlukan untuk membuat sebuah bom atom.

Israel dan sejumlah negara Barat menuduh Iran menggunakan program nuklirnya sebagai selubung untuk membuat senjata atom, namun Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil damai. [saa-ant]